

Saling memberi ide berbagi ilmu hingga proyek merias, terjadi dalam sebuah wadah Ikatan Perias Depok (Ikapede). Diisi oleh para perias handal, kini sering dilirik make-up artis.
Laporan: Rubiakto
RADARDEPOK.COM – Ikapede terbentuk pada tahun 2013, berawal dari keresahan para perias di Kota Depok yang saat itu belum memiliki organisasi sebagai wadah perias.
Ketua Ikapede, Lilis Lalita menyebutkan, Ikapede lahir guna menampung para make-up artis yang ada di Kota Depok. Hingga kini, yang turut bergabung dalam Ikapede bukan hanya periasl asal Depok saja, melainkan dari Jakarta, bogor, Cileungsi, Tangerang, dan Bekasi.
Profesi make-up artis menjadi tren di kalangan milenial. Dahulu sangat identik dengan perias salon dan berkembang di masyarakat.
“Itu berdasarkan hasil penelitian Holmes Report, menyatakan pekerjaan bidang kreatif cocok bagi generasi milenial, karena menghasilkan sisi kreativitas,” terang Lilis kepada Radar Depok.
Berbekal keterampilan merias wajah, make-up artis bukan lagi sekedar hobi atau pekerjaan sampingan, melainkan sudah dijadikan pekerjaan tetap oleh generasi milenial. Alasannya, profesi ini tidak mempunyai batasan penghasilan.
Semakin lama jam terbang, maka penghasilan pun semakin besar.
“Apalagi berkembangnya industri kreatif memberikan dampak bagi profesi make-up artis. Pangsa pasar besar, profesi ini menjadi andalan bagi siapapun termasuk generasi milenial,” ungkap Lilis.
Industri kreatif kian berkembang dan merambah ke digital melalui media sosial. Mulai dari facebook, instagram, dan youtube menjadikan profesi ini menjadi kebutuhan.
“Sesuai pengalaman, bayaran make-up artis bervariasi. Mulai RP300 ribu sekali merias, hingga puluhan juta”. (bersambung)
Editor : Pebri Mulya