
RADARDEPOK.COM – Kota Depok memiliki banyak artis papan atas yang kerap menghiasi layar kaca televisi masyarakat Indonesia. Mulai dari Ayu Ting–ting yang menjadi penyanyi dangdut, Raisa sang diva cantik bersuara merdu, hingga seorang aktor muda yang karirnya kian meroket seperti Qausar Harta Yudana.
Laporan : Indra Abertnego Siregar
Susana malam kala itu begitu syahdu di Kafe Mangat, yang berlokasi di Jalan Radar Auri, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis. Iringan musik klasik rock yang dibawakan home band di kafe tersebut memanjakan telinga tamu yang datang ke sana.
Tampak di sudut meja panjang yang tersedia di kafe itu, seorang pria berambut ikal, berhidung mancung dan berkacamata. Pria ini sepertinya tidak asing bagi orang–orang yang kerap menonton film dalam negeri maupun Film Televisi (FTV), di stasiun televisi nasional.
Pria itu adalah Qausar Harta Yudana, seorang aktor kelahiran Aceh, yang kini tinggal di Depok. Kedatangan pria tampan kelahiran 1992 tersebut ke Kafe Mangat bukan sebuah kebetulan. Sebab, pemilik kafe itu tak lain orang tuanya sendiri. “Saya sering dateng ke sini kalau lagi libur shooting, atau lagi shooting di lokasi dekat – dekat sini,” kata pria yang telah memenangkan berbagai penghargaan ini.
Alunan musik yang dibawakan Camsia Band itu, membawanya kembali ke masa lalau, mengenang awal mula dia terjun ke industri perfilman tanah air. Aktor bukanlah cita – cita Qausar. Dia tidak sengaja masuk dalam industri ini. “Awalnya saya datang dari Aceh ke Jakarta Timur tahun 2005 untuk menemani kaka saya rekaman album, karena dia kan penyanyi dari Aceh, eh malah ada yang nawarin untuk masuk ke entertain waktu itu,” ucap aktor yang tetap membumi ini.
Awal karir entertain dipilihnya melalui jalur modeling. Dengan bermodalkan paras yang tampan dan tubuh yang proporsional, ternyata membuatnya mudah untuk diterima production house yang ada di Ibu Kota. “Awalnya coba di modeling, baru ikut casting ke beberapa PH,” terangnya.
Beberapa tahun pertama, dia melalui karirnya dengan cukup menguras tenaga. Berbagai judul sinetron dan berbagai peran cameo dia jalani agar bisa meraih kesuksesan seperti yang saat ini dirasakan. “Dari 2005 sampai 2009 masih main sinetron doang. Tahun 2009 baru bisa ngerasain main film di film Sang Pencerah dan tahun 2010 dapet peran utama,” bebernya. (bersambung)
Editor : Fahmi Akbar