
RADARDEPOK.COM – Depok dipastikan tidak akan membuka Rumah Sakit Darurat (RSD) untuk melakukan penanganan lonjakan pasien Covid-19. Tapi, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah menyiapkan Asrama Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dengan kapasitas 400 pasien.
Kepala Dinas Kesehatan (Disnkes) Kota Depok, Novarita menegaskan, tidak ada penambahan RS darurat, melainkan menggunakan ruangan Asrama Mahasiswa UI yang dapat menampung 400 tempat tidur. “Sekarang sedang proses kerja sama. Yang pasti tidak RS darurat, hanya penambahan kasur,” terangnya kepada Harian Radar Depok, Rabu (30/6).
Menurutnya, penambahan tempat karantina dan mengkonversi tempat tidur non Covid-19 menjadi tempat tidur untuk pasien Covid-19. Hal ini berlaku di seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19. “Jumlahnya sebanyak 263 tempat tidur, hampir semua RS melakukan konversi ini,” tambahnya.
Dia melanjutkan, tentunya dengan adanya penambahan jumlah kasur untuk menangani pasien, pasti akan terjadi penambahan jumlah tenaga kesehatan (Nakes). Namun saat ini, Dinkes bersama Satgas sedang mempersiapkan nakes untuk memaksimalkan pelayanan. “Pasti ada penambahan. Jumlah yang dibutuhkan berapa banyak masih kami lihat semuanya,” tegas Nova.
Sementara, Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono menegaskan, akan mengambil Asrama UI ini setelah berkoordinasi dengan Satgas Kota Depok dan pihak UI. “Rencana kita akan mengambil Asrama Ui bagi masyarakat Kota Depok yang OTG,” kata Imam.
Dia menekankan, nantinya masyarakat yang isolasi mandiri (Isoman) akan menjalankan kesembuhan di lokasi tersebut. Asrama ini juga akan mendampingi wisma makara UI dan Pusag Studi Jepang (PSJ) yang telah lebih dulu menjadi lokasi karantina. “Saya menyapa beberapa pasien yang sedang menjalani isoman di lokasi karantina,” tandasnya.(arn/rd)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Fahmi Akbar