RADARDEPOK.COM - Ternyata, Kelurahan Ratujaya yang berada di Kecamatan Cipayung, Kota Depok memiliki sejarah yang cukup panjang, karena memiliki lahan pertanian yang luas dan subuh, hingga dikuasai oleh belanda.
Baca Juga: Hamzah Siap Perjuangkan Permasalahan Warga soal Kebijakan Pemerintahan, Simak Selengkapnya
Sebelum adanya nama Ratujaya, nama Pondok Terong sendiri sudah teridentifikasi sebelum Cornelis Chastelein membuka lahan pertanian di Sringsing (Serengseng) dan Depok. Lahan Pondok Terong termasuk yang paling subur di hulu Sungai Tjiliwong (Ciliwung). Bahkan, lebih subur dari lahan di Depok.
“Pemilik pertama yang mengusahakan lahan di Pondok Terong adalah Sersan St. Martin,” ujar Ketua Depok Heritage Community, Ratu Farah Diba kepada Harian Radar Depok.
Baca Juga: Pradi Supriatna Harapan Milenial Kota Depok, Suara Dukungan Menggema di Pancoranmas
Sersan St Martin adalah pahlawan VOC/Belanda dalam meredakan pemberontakan di Banten. Awalnya ekspedisi yang dipimpin ke Banten adalah Kapitein Jonker. Seorang Maluku yang sukses membantu VOC dalam perang di berbagai tempat yang kemudian mendapat hadiah tanah di Tjilintjing.
Baca Juga: Gerak Jalan di Kelurahan Cimpaeun Meriah
Namun, dalam ekspedisi di Banten, Kapitein Jonker membuat ulah yang menyebabkan terjadinya pembantaian. Pimpinan VOC/Belanda mengirim ekspedisi yang dipimpin oleh Sersan Sr. Martin untuk mengamankan Kapitein Jonker.
“Sukses di Banten, Sersan St Martin diberi hadiah lahan di Tjinirie (Cinere) dan Pondok Terong,” ucap Ratu Farah Diba.
Baca Juga: Anies Baswedan Diskusi Bareng 11 Pemred Radar Bogor Grup, Forum Sampaikan 10 Poin Aspirasi
Menurut Ratu Farah Diba, dua lahan ini merupakan yang tersubur di sisi barat Sungai Tjiliwong. Namun, Sersan St Martin karena sakit meninggal muda tahun 1694. Lahan subur lainnya berada di Sringsing dan Depok.
Lahan inilah yang kemudian dibeli oleh Cornelis Chastelein pada tahun 1696. Lahan lahan di Tandjong West (Tandjong Barat), Pondok Tjina dan Sawangan bukan termasuk lahan subur sehingga tidak ada yang tertarik mengusahakannya.
Baca Juga: Jadwal Pendaftaran Seleksi CASN 2023 Diundur, Warga Depok Bisa Coba Daftar di Tanggal Ini!
“Tiga lahan ini baru satu abad kemudian (tahun 1800-an) mulai diolah menjadi lahan pertanian,” kata Ratu Farah Diba.
Pada era Pemerintah Hindia Belanda (pasca era VOC), yang dimulai pada era pemerintahan Daendels lahan lahan di hulu Sungai Tjiliwong diaktifkan kembali dengan cara menjual atau mengutip sewa/pajak tinggi bagi swasta yang dikenal sebagai lahan-lahan hak pertuanan (menjadi tanah-tanah partikelir).
Artikel Terkait
Zikir dan Salawat Al Mubarok 33 Depok Dihadiri Ratusan Jamaah
Wenny Haryanto Sehat Walfiat, Sapa dan Layani Warga Kota Depok di 3 Titik : Didoakan jadi Anggota DPR RI Lagi
Relawan Aljer Nilai Silaturahmi Nasional Menjadi Sejarah Kemenangan Ganjar Pranowo
Pradi Supriatna Harapan Milenial Kota Depok, Suara Dukungan Menggema di Pancoranmas
Ke Hambalang Silaturahmi, Demokrat Gabung KIM Ditentukan Saat Rapimnas 21 September
Laga Pertama di Piala Dunia U17, Indonesia Bentrok Ekuador di GBT : Berikut Jadwal Lengkapnya!
Anies Baswedan Diskusi Bareng 11 Pemred Radar Bogor Grup, Forum Sampaikan 10 Poin Aspirasi