Ratu Farah Diba, namanya sudah tidak asing lagi mondar-mondar di sejumlah media lokal hingga nasional. Namun, tidak banyak yang mengetahui cerita panjang perjalanannya dalam memperjuangkan situs sejarah di Kota Depok yang saat ini sudah banyak menyandang status cagar budaya.
Laporan : Gerard Soeharly
RADARDEPOK.COM, Suatu pagi di Tahun 2008, rombongan sepeda ontel melintas di kawasan Depok Lama, Kecamatan Pancoranmas. Di bawah sinar mentari itu, mereka menunjukan keceriaannya kala melewati gedung tua peninggalan negeri kincir angin, Belanda.
Baca Juga: Depok Layak jadi Kota Kreatif Dunia, Ini Kata Sandiaga Uno
Senyuman paling mencolok ditunjukan seorang perempuan yang mengenakan topi layaknya Noni Belanda. Dia adalah Ratu Farah Diba yang dikenal masyarakat Depok sebagai pemerhati sejarah.
Baca Juga: Sosialisasi Pemilu, PPK Sawangan Sasar Madrasah
Keliling Depok dengan sepeda ontel itu sudah menjadi rutinitas mingguan Farah Diba dan kawan-kawan. Biasanya, mereka berkumpul di depan Balaikota Depok setiap Minggu pagi Pukul 07.00 WIB.
Seiring berjalan waktu, senyuman itu mulai memudar saat sejumlah bangunan tua tersebut mulai berkurang. Ada yang termakan usia, ada pula yang berupa fungsi.
Baca Juga: Partai Buruh Depok : Pemilu Tertutup jadi Ajang Adu Gagasan Antar Partai
Diam-diam, berkurangnya bangunan bersejarah itu mencuri perhatian Farah Diba. Rasa prihatin mulai timbul dari dalam hatinya. Dia merasa harus melakukan sesuatu agar dapat merubah keadaan yang ada saat itu.
"Sepanjang perjalanan sering melihat khususnya di kawasan Depok Lama sekitar Kecamatan Pancoranmas, beberapa peninggalan bersejarah dan banyak bangunan tua yang setiap tahunnya semakin berkurang," cerita diaRatu Farah Diba kepada Radar Depok, Selasa (30/5).
Baca Juga: Sidang Perdana Mario Dandy dan Shane Lukas Digelar 6 Juni 2023 di PN Jaksel
Dalam pikirannya, Ratu Farah Diba kerap membandingkan Kota Depok dengan kota tua lainnya seperti Jakarta, Jogjakarta hingga Solo. Kebetulan, Farah Diba kerap berwisata ke daerah-daerah tersebut.
"Sampai akhirnya, saya melihat bahwa ternyata Depok tidak kalah dengan kota-kota lain ternyata punya tinggalan sejarah dan punya kota lama atau kota tua juga," beber Ratu Farah Diba .
Baca Juga: Perindo Depok: Sistem Pemilu Proposional tertutup Tidak Fair, Ini Alasannya
Artikel Terkait
Sidang Perdana Mario Dandy akan Dipimpin Hakim yang Adili Ferdy Sambo
Partai Buruh Depok : Pemilu Tertutup jadi Ajang Adu Gagasan Antar Partai
Polri Telusuri Uang Narkoba di Pemilu 2024, Guru Besar UI Dukung Kabareskrim
Sosialisasi Pemilu, PPK Sawangan Sasar Madrasah
Depok Layak jadi Kota Kreatif Dunia, Ini Kata Sandiaga Uno