Nama Khairil Anwar mungkin masih asing ditelinga warga Depok. akan tetapi jika dipanggil nama Haji Anwar, kebanyakan warga Depok, khsususnya yang berada di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan pasti langsung mengenalnya. Bagaimana tidak, kedermawanan Haji Anwar dan kepedulianya akan agama dan sosial, menjadikan dia sebagai salah satu tokoh yang sangat tesohor.
Laporan : Indra Abertnego Siregar
RADARDEPOK.COM, Sebuah gedung perkantoran dua lantai, bertengger kokoh di kawasan RT2/5, Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari. Setiap sisi gedung yang berada di lantai satu, dihiasi dengan gorden layaknya sebuah tempat resepesi pernikahan. Maklum saja, dalam waktu dekat ini, di gedung tersebut akan diadakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada Rabu (22/11).
Disana tampak seorang pria berperawakan tinggi besar, berhidung mancung dengan mengenakan kemeja berkelir biru serta berkacamata, dia adalah Khairil Anwar, seorang pengusaha yang saat ini menggagas berdirinya sebuah gerakan bernama Ayo Depok.
Dengan Ramah, pria yang karib disapa Haji Anwar ini mengajak ke ruang kerjanya yang ada di lantai dua gedung tersebut. Setelah menjajaki beberapa anak tangga, akan tampak sebuah ruangan luas dengan ornamen seperti masjid lengkap dengan karpet hijau membentang dan sajadah yang terpasang. Ternyat ruangan itu adalah ruangan untuk salat sekaligus sebagai tempat Majelis Taklim yang ada di kantor Haji Anwar.
Ruangan ini berada di sebelah kanan ruang kerjanya. Sedangkan di sebelah kiri, ada sebuah sudut ruangan berukuran lebar empat meter dengan dua rak yang berisikan ribuan piala kemenangan lomba kicau burung. Nampaknya, Haji Anwar merupakan seorang pecinta binatang dan kerap memenangkan berbagai konte perlombaan hewan.
Setelah menelusuri dua ruangan itu, Haji Anwar mengajak masuk ke ruang kerjanya. Disana, dia duduk di sebuah meja rapat yang terbuat dari kaca setebal delapan mili.
Haji Anwar memulai perbincangan dengan memperkenalkan dirinya serta asal tempat tinggal dan kelahirannya seblum menjadi warga Depok.
“Nama lengkap saya Kharil Anwar, pemberian bapak saya. Tapi saya lebih senang dan sudah terbiasa dipanggil Haji Anwar, tapi penulisan hajinya jangan disingkat, karena buat saya haji itu bukan gelar, tapi sudah menyatu dengan nama saya,” ucap bapak enam anak ini.
Haji Anwar lahir dan besar di Kampung Baru, Kebayoran Lama, Jakarta. Dia merupakan anak Betawi yang memiliki darah keturunan Cina dan Arab dari nenek dan kakeknya.
“Kakek nenek saya perkawinan silang Cina dan Arab, saya ini hitungannya Betawi baru, sedangkan Betawi lamanya udah pada hijrah ke Depok sejak ratusan tahun lalu,” ujar pria 47 tahun ini.
Dia memulai karir sebagai seorang ahli informasi dan teknologi (IT) pada sebuah perusahaan, dan pada 2004 pernah memenangkan lomba situs terbaik. “Waktu itu saya megang situsnya Samuel Rizal, karena dulu saya memang banyak megang situs punya artis,” tuturnya.
Setelah itu, dia bekerja di perusahaan multimedia milik perusahaan asing Vector di Kemang, kemudian dia diangkat menjadi dosen di perguruan tinggi asing bernama Cyber Media Collage yang berlokasi di Gedung Niaga Kemayoran atau PRJ. Lalu kemudian karirnya meroket, dia diangkat menjadi pembantu rektor bidang akademik. “Dulu kampus itu yang bikin kurikulumnya saya,” imbuhnya.
Tahun 2005, saat dia sedang berada di puncak karir sebagai tenaga pendidik, dia menekuni sebuah hobi baru tapi stok lama. Dia mulai memelihara kucing.
“Saya itu aslinya seneng kucing dari dulu, tapi sempat trauma. Karena waktu saya masih sekolah dulu, saya pernah punya kucing tapi gak tau cara merawatnya. Suatu ketika kucing saya ini buang kotoran di kain bapak saya. Pas bapak saya mau salat, kain itu dipake badannya berlumuran kotoran kucing. Di situ dia gak marah sama saya, tapi kucing saya dibuang, pas saya pulang sekolah kucing saya udah gak ada. Itu lah kenapa saya sempat berhenti melihara kucing selama bertahun-tahun,” bebernya.