KH Ahmad Johan yang akrab disapa Guru Joan adalah ulama penyebar Islam di Depok. Syiar Islam sebelum kemerdekaan sampai wafatnya, pada 1975. Dia dimakamkan di wilayah Kecamatan Pancoranmas, Depok. Guru Joan juga selalu berpesan, orang yang memeluk Islam harus bisa beribadah, baca Alquran, hingga berdakwah.
Laporan : Audie Salsabila Hariyadi
RADARDEPOK.COM, Kawasan rumah KH Abdul Chalik Mawardi yang asri nan tentram, berada di Jalan Stasiun Pondok Cina, Gang Masjid Al Muaawanah, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji. Di sekeliling rumah, dipenuhi tanaman hias yang yang beraneka ragam. Cucu KH Ahmad Johan sekaligus mantan Kepala Kementerian Agama Depok periode 2013-2017 ini, menyiram tanamannya ditemani oleh sang istri, sembari becengkrama membahas kepulangan mereka selepas dari umrah.
“Kemarin, dapat ucapan selamat dari ibu-ibu pengajian,” ucap sang istri memulai.
“Oh iya? Alhamdulillah. Oleh-olehnya sudah dibagikan ke semuanya kan, bu?” tanya Cholik seraya berpindah posisi menyiram.
“Udah dong. Tetangga sebelah sampai depan juga, ibu kasih,” jawabnya bertepatan dengan mengambil kurma.
“Siap deh bu.. Mantap,” ujarnya dengan mengacungkan jempol.
Setelah tanaman-tanaman miliknya ‘minum’ dengan baik, Chalik kembali duduk dan menyemil bersama dengan istri. Disuapan kurma yang ketiga, tiba-tiba dia teringat dengan kakeknya dulu yang merupakan penyebar Ahlussunnah wal Jamaah di kawasan Depok. KH Ahmad Johan yang biasa dipanggil akrab dengan Guru Joan. Diketahui, dia memliki tiga bersaudara dan dua istri.
“Sejak muda tinggal di Parung Bingung. Banyak belajar ngaji di mana-mana. Sempat pesantren di Banten, terus belajar ngaji sama Habib Muhsin yang berada di Condet, Jakarta Timur dan belajar bersama dengan Guru Amin Kalibata. Ketika pulang pesantren di Banten, meminang anak kiai yang bernama Maria di Banten kemudian tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan,” ungkapnya memulai bercerita, Selasa (6/12).