RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Malam ini Selasa (8/11) akan terjadi fenomena gerhana bulan total atau Super Blood Moon. Fenomena tersebut bisa dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui postingan instagram.com/brin_indonesia, gerhana bulan total kali ini terjadi dengan durasi total selama 1 jam, 24 menit, 58 detik dan durasi umbral (sebagian+total) selama 3 jam, 39 menit, 50 detik.
Kontak pertama atau Gerhana Penumbra dimulai pada pukul 15:02:15 dan akhir Gerhana Penumbra jatuh pada pukul 20:56:08 untuk waktu Indonesia bagian barat.
Sementara untuk Indonesia bagian tengah akan berlangsung pada pukul 16:02:17 dan berakhir pada pukul 21:56:08 WITA. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur akan berlangsung pada pukul 17:02:17 dan berakhir pada pukul 22:56:08 WIT.
Tata Cara Salat Gerhana Bulan
Salah satu amalan sunnah jika terjadi gerhana adalah dengan melaksanakan salat atau shalat gerhana. Shalat gerhana adalah shalat yang dilaksanakan ketika gerhana berlangsung, baik itu gerhana matahari atau pun gerhana bulan. Shalat gerhana juga dikenal dengan nama shalat Khusuf.
“Shalat Gerhana Matahari disyariatkan pada tahun kedua hijriyah, sedangkan shalat gerhana bulan menurut pendapat yang kuat (rajih) pada tahun kelima hijriah bulan Jumadal Akhirah.” (Lihat Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah al-Baijuri, Hasyiyatus Syeikh Ibrahim al-Baijuri, Indonesia, Darul Kutub al-Islamiyah, 1428 H/2007 M, Juz 1, halaman 434).
Mayoritas Ulama bersepakat jika hukum melaksanakan shalat gerhana bulan atau gerhana matahari adalah sunnah muakkadah.
“Menurut kesepakatan para ulama (ijma’) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunnah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunnah lainnya. (Lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syahrul Muhadzdzab, Kairo, Darul Hadits, 1431 H/2010 M, Juz VI, halaman 106).
Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dan salah satu hadits Nabi SAW bahwa Allah Taala berfirman:
“Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Jangan kalian bersujud pada matahari, dan jangan (pula) pada bulan, tetapi bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya menyembah-Nya.” (Q.S Fushilat 41:37)
“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian.” (H.R Bukhari-Muslim)
Bacaan niat dan tata cara shalat gerhana bulan
Niat
“Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini imaaman/makmuuman lillahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya shalat sunnah Khusuf dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’aalaa.”
Sementara jika shalat gerhana dilakukan sendirian, begini niatnya:
“Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahi ta’aalaa.”
Artinya: “Saya shalat sunnah Khusuf dua rakaat karena Allah Ta’aalaa.”
Takbiratul Ihram
Bertakbir sebagaimana kita shalat.
Membaca doa iftitah dan berta’awudz, lalu membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat yang panjang sambil dikeraskan suaranya.
Ruku’
I’tidal sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd.”
Setelah I’tidal tidak langsung sujud melainkan dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Quran. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari berdiri sebelumnya.
Ruku’ (Ruku’ kedua) lebih singkat dari ruku’ yang pertama.
Sujud
Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
Bangkit dari sujud kemudian mengerjakan rakaat kedua sebagaimana mengerjakan rakaat pertama, hanya bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
Salam
Selesai melaksanakan shalat gerhana, Imam/Khotib menyampaikan khutbah sebanyak dua khutbah sebagaimana khutbahnya shalat idul fitri atau shalat idul adha kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunnahkan untuk bersedekah. (dis/rb/rd/net)