RADARDEPOK.COM - SMA Muhammadiyah 04 di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Mengirim sembilan siswanya untuk menjadi relawan korban gempa Cianjur, siswa tersebut dikirim selama empat hari dari tanggal 02-05 Desember 2022.
Pengiriman siswa relawan tersebut merupakan bagian dari pengamalan mata pelajaran Kemuhammadiyahan yang membahas tentang Teologi Al-Maun. Teologi Al-Maun memiliki arti yaitu semangat untuk berbuat amal sosial.
Program pengiriman siswa relawan ke Cianjur diusulkan Guru Kemuhammadiyahan, Ali Warthadinata yang disetujui oleh Kepala SMA Muhammadiyah 04 Depok.
Ali Warthadinata mengajarkan kepada siswa yang menjadi relawan, untuk membantu korban bencana gempa di Cianjur, dan mengumpulkan donasi. Sebagai pengamalan untuk membantu orang yang sedang membutuhkan.
"Anak-anak itu sudah banyak membantu orang dengan cara mengumpulkan donasi, lalu kami tawarkan kepada siswa untuk pengamalan materi pembelajaran, membantu orang lain yang mengalami kesukitas seperti korban bencana gempa di Cianjur," ujar Ali, Jumat (09/12).
Siswa yang mendaftarkan dirinya menjadi relawan harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan pihak sekolah seperti, mendapatkan izin orang tua, siap membantu dengan ikhlas, dan persiapan fisik dan mental.
Dari total 265 siswa SMA Muhammadiyah 04 Depok, 15 siswa mendaftarkan dirinya secara sukarela, setelah itu pihak sekolah akan menyeleksi siswa tersebut.
"Total yang daftar itu ada 15 orang, lalu kita seleksi izin dari orang tua secara tertulis, lalu mengenai kesehatan seperti penyakit bawaan dan semacamnya, kemudian komitmen para siswa untuk membantu bukan untuk bermain," ucapnya.
Awalnya pihak sekolah hanya mengirim tiga relawan, namun dengan terbatasnya relawan di Cianjur, maka relawan yang dikirim bertambah menjadi sembilan orang, yang terdiri dari depan laki-laki, dan satu perempuan.
"Niatnya kami itu hanya mengirim tiga orang siswa saja untuk menjadi relawan, namun karna masih membutuhkan banyak relawan kami diminta 10 orang, tapi yang kami kirim hanya sembilan siswa saja," tuturnya.
Sembilan siswa tersebut sebelumya aktif dalam kegiatan Hizbul Wathan(HW). Hizbul Wathan merupakan nama gerakan dalam Muhammadiyah yang membentuk dan mendidik watak anak dengan menggunakan metode yang menarik. Artinya secara fisik sembilan siswa tersebut sudah siap.
Pemberangkatan relawan siswa tersebut dibawah komunikasi dan koordinasi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Depok.
"Jadi kami konfirmasi ke MDMC daerah, kami ingin mengutus relawan sebanyak sembilan orang, untuk membantu seperti angkat-angkat barang dan sebagainya lalu kita umumkan kepada anak-anak lalu kita seleksi," bebernya.
Pihak sekolah pun mengadakan pengarahan kepada siswa yang dipilih untuk menjadi relawan, seperti persiapan yang harus dibawa dan disiapkan sebelum berangkat menuju lokasi gempa Cianjur.
"Kami juga mengadakan briefing kepada anak-anak apa yang perlu mereka bawa dan siapkan, karena menuju lokasi bencana itu harus banyak persiapannya seperti membawa ransel sendiri, peralatan safety dan semacamnya," tuturnya.
Relawan siswa selama perjalanan menuju ke lokasi, didampingi oleh Ketua MDMC Kota Depok, dan alumni SMA Muhammadiyah 04 yang merupakan relawan bencana Muhammadiyah.
Dengan begitu, tanpa didampingi oleh pihak sekolah, Muhammadiyah sudah mempunyai sistem perkaderan dan pembinaan yang sudah matang, dan siap membimbing, membina, dan menjaga kesehatan semua relawan siswa SMA Muhammadiyah 04 Depok.
Program pengiriman siswa menjadi relawan ini pertama di Depok, dan SMA Muhammadiyah 04 Depok, yang mengirim siswanya untuk menjadi relawan gempa Cianjur selama beberapa hari.
"Jadi program ini hanya SMA Muhammadiyah 04 saja, sepengetahuan saya di Depok tidak ada SMA yang mengutus anak muridnya untuk menjadi relawan berhari-hari disana, paling cuman memberikan bantuan, lalu pulang lagi," ungkapnya.
Kegiatan yang berkaitan dengan Muhammadiyah ini merupakan bagian dari Learning by Doing atau belajar dengan melakukan.
Selama kegiatan ini, relawan siswa memberikan bantuan berupa mendata keluar masuknya logisitik di posko pelayanan, kemudian membantu pendirian rumah sementara (huntara), lalu mendirikan sekolah darurat, dan juga pelayanan kesehatan.
"Selama disana siswa membantu seperti mendata keluar masuknya logisitik, jadi Muhammadiyah itu ada satu posko disana, lalu membantu pendirian huntara, mendirikan sekolah darurat karna Muhammadiyah mempunyai program sekolah darurat di bebrbagai tempat di lokasi bencana di Cianjur," jelasnya.
Harapannya dengan menerjunkan relawan ke daerah bencana, bisa menjadi relawan Muhammadiyah yang tangguh dan siap diperintahkan apabila dibutuhkan kembali untuk menjadi relawan.
"Saya berharap mereka bisa menjadi relawan yang tangguh, dan siap ke daerah mana pun, dan bagi kami memberika pembelajaran secara langsung adalah cara terbaik untuk mereka bisa merasakan timbul rasa empati, rasa ingin menolong, dan mereka bisa mengaktualisasikan diri mereka dalam kegiatan yang positif," pungkasnya. (mg9/rd)
Jurnalis : Herdyan Anugrah
Editor: Indra Siregar