Oleh : K.H.A.Mahfudz Anwar, (Ketua mui Kota depok)
RADARDEPOK.COM - Setiap orang pasti punya keinginan sendiri-sendiri dalam menentukan masa depannya. Walaupun demikian intinya sama, yaitu ingin hidup bahagia di akhir masa hidupnya. Maka banyak cara yang dilakukan orang untuk meraih itu. Ada yang menabung banyak-banyak agar kelak dapat menikmati harta yang telah dikumpulkan bertahun-tahun. Bahkan ada yang sampai kelewat ngirit demi memperbanyak isi tabungannya, sehingga menjadi manusia yang kikir dan tidak mau berbagi pada orang lain.
Padahal manusia itu hidup di muka bumi secara bersama-sama hidup bareng dengan orang lain. Mencari rezeki juga lewat orang lain. Bahkan kebutuhan hidupnya dari yang paling kecil sampai yang paling besar juga dipenuhi dari orang lain. Ada yang melalui transaksi jual-beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, hutang piutang, hadiah dan lain sebagainya. Semua itu membuktikan bahwa setiap individu manusia itu tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Maka konsekwensinya adalah saling membantu, saling menolong dan gotong royong. Saling peduli dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (ta’awun).
Di samping kebutuhan hidup di masa tua, juga ada kebutuhan hidup di alam keabadian kelak di akhirat. Yaitu kehidupan setelah kematian. Setiap orang beriman tentu paham akan hal ini. Kebutuhan hidup di alam akhirat adalah surga tempat kenikmatan yang telah disediakan oleh Allah swt. Dan setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh surganya Allah swt. Persoalannya adalah mampu atau tidak meraihnya. Karena meraih kebahagiaan surga tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tidak ada surga yang gratis. Karena Allah swt. menyediakan hanya untuk orang-orang yang lulus melalui berbagai ujian hidup di dunia ini.
Dengan demikian orang yang ingin meraih kebahagiaan akhirat, tidak bisa tidak kecuali harus menempuh ujian hidup ini dengan baik dan benar. Misalnya ketika Allah swt. menguji manusia untuk beribadah kepada Allah swt. apakah dia lulus dalam menjalankannya. Lebih khusus lagi, misal apabila Allah swt. memerintahkan manusia agar shalat lima waktu dalam sehari semalam, apakah lulus dalam menjalani shalatnya. Dan begitu seterusnya, untuk perintah-perintah kebaikan dari Allah swt.
Dari uraian tersebut di atas, maka bisa disimpulkan bahwa hidup di masa tua adalah tergantung bagaimana sikap kita sekarang. Demikian juga posisi kita kelak di akhirat juga tergantung pola hidup kita sekarang ini. Manakala hidup kita sekarang baik dan sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh Allah swt. Maka insyaAllah kebaikan itu juga akan diperoleh dalam kehidupan mendatang. Maka kehidupan kita hari ini adalah cerminan hidup kita di masa yang akan datang. Sebagaimana firman Allah swt. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( Q.S.Al-Hasyr : 18). Semoga Allah swt. mudahkan perjalanan hidup kita.*