Rabu, 29 Maret 2023

Pola Asuh sebagai Fondasi Pembentukan Kesehatan Mental Anak

- Minggu, 4 Desember 2022 | 07:46 WIB

Oleh: Adela Zahra Jatikusuma*)

RADARDEPOK.COM – “Orang tua itu ibarat tonggak negeri. Kalau orang tua itu lemah dan goyah, apa yang mau diharapkan?” Kalimat tersebut merupakan petikan dari buku Anak Rantau yang ditulis oleh Ahmad Fuadi.

Kalimat tersebut menggambarkan betapa pentingnya peran dan pengaruh orang tua dalam kehidupan dan masa depan anak. Anak tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan orang tuanya. Pengaruh dari orang tua akan tertanam secara mendalam pada diri anak. Cara orang tua dalam mendidik anak dapat menentukan keberhasilan generasi berikutnya dalam memajukan negeri.

Gaya orang tua dalam mengasuh anak pun akan menentukan langkah yang akan anak ambil dalam kehidupannya. Keluarga merupakan awal dari segala hal bagi anak. Keluarga merupakan sebuah bagian dasar di masyarakat yang pertama kali mengasuh anak setelah ia lahir. Pola Asuh keluarga memainkan peran penting bagi masa depan anak. Keluarga memberikan bekal bagi anak untuk dapat berinteraksi dalam kehidupan sosial dan menentukan jati diri.

Selain itu juga, keluarga dapat membantu anak dalam melakukan penyesuaian diri di masyarakat dan menentukan perannya dalam masyarakat. Pola Asuh yang diajarkan oleh keluarga akan dijadikan sebagai pedoman hidup oleh sang anak dalam kehidupannya. Terlebih lagi, pendidikan karakter yang diajarkan di rumah akan terlihat saat diimplementasikan oleh si anak saat berperilaku di lingkungan masyarakat. Pola Asuh tersebut juga merupakan fondasi dari pembentukan kepribadian anak dalam bersikap dan berperan dalam lingkungan masyarakat.

Pola Asuh terhadap anak sangatlah penting dan berpengaruh terhadap Kesehatan Mental Anak dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya Pola Asuh dalam meningkatkan Kesehatan Mental Anak pun dijelaskan melalui ilmu neurologi. Perkembangan otak paling besar terjadi saat anak berusia balita. Fakta ini mengindikasikan bahwa anak menyerap banyak informasi pada usia balita.

Perilaku orang tua terhadap anak akan memberikan efek permanen kepada pola pikir anak. Perilaku anak dalam lingkungan masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh kondisi mentalnya. Jika seorang anak sudah mendapatkan Pola Asuh dan pendidikan karakter yang baik, tentu akan memiliki kesiapan mental yang baik ketika mereka berada di lingkungan mana pun.

Kesehatan mental meliputi berbagai hal, seperti cara seseorang menilai diri sendiri dan orang lain, cara ia menjalani kehidupan, juga kemampuannya dalam memecahkan permasalahan hidup. Dengan menjaga kesehatan mental, anak akan mudah membuat pilihan-pilihan yang dapat membantunya dalam melewati segala permasalahan di kehidupan.

Selain itu, anak juga dapat mengenal potensi serta bakat yang ada dalam dirinya. Salah satu faktor yang memberikan efek signifikan kepada Kesehatan Mental Anak adalah cara orang tua mengasuhnya. Sebagai contoh, perkembangan salah satu bagian otak terpenting, yaitu Amigdala, sangat dipengaruhi oleh Pola Asuh orang tua. Amigdala merupakan bagian vital dari otak yang berperan dalam mengolah memori dan reaksi terhadap memori tersebut.

Amigdala juga berperan dalam pengelolaan emosi dan berkaitan dengan rasa takut karena membantu manusia dalam menghadapi ancaman. Jika masa kecil anak dipenuhi oleh emosi negatif, Amigdala akan membentuk fight or flight response dengan melawan atau menghindari ancaman. Jika Amigdala sudah membuat respons tersebut, hal itu menandakan otak anak telah dipenuhi oleh stres yang berlebihan. Pola Asuh orang tua sangatlah penting bagi perkembangan dan cara Amigdala bekerja pada anak.

Hal ini disebabkan pembentukan memori pada Amigdala pada masa balita akan menentukan pengelolaan stres anak pada masa mendatang. Sebagai bukti, anak-anak yang diberikan kasih sayang oleh orang tua cenderung lebih bisa mengendalikan emosi dengan baik. Hal ini disebabkan memori yang diterima oleh Amigdala tidak dipenuhi oleh emosi negatif yang dapat membuat anak takut.

Selain itu, Amigdala tidak akan bereaksi secara berlebihan pada saat anak bersama orang tuanya. Sebaliknya, jika anak dibesarkan dengan Pola Asuh yang kurang baik dan kurang kasih sayang, Amigdala akan dipenuhi oleh emosi negatif. Akibatnya, anak akan merasa takut dan memiliki respons negatif, seperti fight or flight terhadap hal-hal yang mengingatkannya pada perilaku kasar yang diberikan oleh orang tuanya.

Hal tersebut membuktikan bahwa Pola Asuh dapat memengaruhi cara kerja dan perkembangan otak. Jika perkembangan otak terhambat, Kesehatan Mental Anak pun juga akan menurun karena kesehatan mental sangat bergantung kepada kinerja otak. Jika otak berkembang dan berfungsi dengan baik, kesehatan anak secara mental pun dapat terbentuk. Lalu, Pola Asuh seperti apakah yang paling baik untuk Kesehatan Mental Anak?

Pola Asuh manakah yang dapat menunjang Kesehatan Mental Anak agar anak dapat berkembang dengan baik?

Terdapat tiga jenis Pola Asuh keluarga yang dapat memengaruhi Kesehatan Mental Anak. Pola Asuh yang pertama adalah Pola Asuh otoriter. Pola Asuh otoriter merupakan Pola Asuh yang mengatur dan memaksa anak untuk mengikuti peraturan yang dibuat oleh orang tua. Pola Asuh ini mendidik anak untuk patuh kepada orang tua. Anak pun akan diberikan hukuman jika tidak mengikuti perkataan orang tua.

Pola Asuh ini merupakan Pola Asuh yang kurang efektif karena dapat menyebabkan pertumbuhan otak terhambat dan terbatas. Pola Asuh ini menyebabkan anak menjadi pengikut, tidak dapat membuat pilihan sendiri, dan tidak dapat mengendalikan emosi dengan baik.

Karena anak terbiasa dengan lingkungan keluarga yang mendidiknya dengan keras, Amigdala pada anak akan bekerja secara reaktif dan anak akan selalu merasa diliputi rasa takut dalam bertingkah laku. Tekanan orang tua agar anak dapat memenuhi keinginan orang tua juga dapat menyebabkan anak stres serta gelisah secara berlebihan sehingga mengalami permasalahan secara mental dan fisik.

Beberapa penyakit yang dapat muncul akibat rasa stres dan gelisah yang berlebihan pada anak adalah insomnia, depresi, dan obesitas. Pola Asuh yang kedua adalah Pola Asuh permisif. Pola Asuh ini memiliki ciri khas yaitu orang tua memanjakan dan selalu mengikuti permintaan anak. Pola Asuh ini juga merupakan Pola Asuh yang kurang efektif karena dapat membuat perkembangan otak anak menjadi lambat karena anak terbiasa dengan keinginan yang selalu terpenuhi tanpa perlu memikirkan konsekuensinya.

Pola Asuh ini dapat menimbulkan sikap sombong pada anak karena perintah atau keinginan anak selalu diikuti oleh orang tua. Akibatnya, anak akan bersikap egois saat berinteraksi dengan orang lain. Anak akan memiliki rasa stres berlebihan saat kebutuhannya tidak terpenuhi sehingga Amigdala akan bereaksi dan menimbulkan respons fight yang menyebabkan emosi anak meningkat.

Dengan emosi yang tidak terkendali, kecerdasan anak secara mental tidak akan terbentuk dengan sempurna. Selain itu, anak akan kesulitan dalam menjaga kesehatan mentalnya, terutama saat dihadapkan pada masalah yang tidak dapat ia selesaikan dengan mudah. Pola Asuh yang terakhir adalah Pola Asuh otoritatif/demokratis.

Pola Asuh ini merupakan Pola Asuh yang efektif untuk menunjang Kesehatan Mental Anak. Hal ini disebabkan Pola Asuh otoritatif dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi, tetapi juga memberikan beberapa batasan kepada anak. Pola Asuh otoritatif dapat melatih anak untuk mencari penyelesaian masalah dan bertindak dengan benar di lingkungan masyarakat. Pola Asuh ini dapat menstimulasi otak anak bekerja agar anak dapat menentukan pilihannya sendiri dan memiliki pendirian yang kuat.

Pola Asuh ini juga bisa mencegah bagian otak Amigdala dari emosi negatif yang berlebihan sehingga anak tidak takut untuk melakukan hal yang diinginkan dan bebas dalam mengekspresikan diri. Pola Asuh ini juga dapat membantu anak untuk mengendalikan emosinya karena anak terbiasa diberi kebebasan dengan aturan-aturan tertentu. Pola Asuh ini dapat melatih anak untuk menjaga kesehatan mentalnya walaupun berada di bawah tekanan.

Hal itu disebabkan anak sudah terbiasa dalam menyelesaikan masalah dengan pemikirannya sendiri sesuai dengan panduan yang pernah diberikan orang tuanya. Oleh karena itu, pola ini merupakan Pola Asuh yang tepat untuk memenuhi kebutuhan anak secara mental dan untuk menjaga Kesehatan Mental Anak. Selanjutnya, mengapa Pola Asuh keluarga itu penting bagi Kesehatan Mental Anak?

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya tentang pentingnya Pola Asuh dalam keluarga yang bisa dijadikan bibit dari perkembangan kepribadian anak. Jika Pola Asuh keluarga telah memenuhi kebutuhan anak secara fisik dan mental, anak dengan mudah berinteraksi di lingkungan masyarakat dengan baik. Anak juga dapat menggali potensi diri, menyelesaikan masalah, dan mengendalikan emosi. Sebaliknya, jika Pola Asuh keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan anak secara fisik dan mental, anak akan menjadi kesulitan dalam menentukan pilihan dalam hidup.

Selain itu, anak juga tidak dapat menemukan bakat dan kesulitan dalam meregulasi emosinya. Pola Asuh memiliki efek secara langsung terhadap perkembangan otak dan Kesehatan Mental Anak. Terdapat berbagai Pola Asuh yang berpengaruh terhadap Kesehatan Mental Anak dan perkembangan otak, terutama pada bagian otak Amigdala. Dengan memilih jenis Pola Asuh yang benar, Kesehatan Mental Anak pun akan terpenuhi. Oleh karena itu, Pola Asuh yang efektif, seperti Pola Asuh otoritatif, sangat dibutuhkan demi menunjang Kesehatan Mental Anak.

Dengan melatih anak untuk mengekspresikan diri dan memberikan pembelajaran serta batasan kepada anak, anak akan menjadi lebih cerdas dalam emosi dan lebih mengetahui cara menjaga kesehatan mentalnya. Dengan demikian, Pola Asuh merupakan bagian penting dari Kesehatan Mental Anak. Mari ciptakan Pola Asuh yang efektif agar Kesehatan Mental Anak dapat tercipta dan kita semua dapat melihat masa depan yang cerah dengan generasi yang sehat, baik secara secara fisik maupun mental.

*)Siswa Kelas 12 SMA Avicenna Jagakarsa

(Tulisan ini telah diikutsertakan dalam lomba penulisan esai bertema “Pengaruh Pola Asuh Keluarga terhadap Kesehatan Mental Anak” dalam acara Pharfest UI 2022 dan meraih Juara Harapan 2 Tingkat Nasional)

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Demokrasi Mau Coba Dipola-pola

Jumat, 24 Maret 2023 | 14:07 WIB

Hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 18 Februari 2023 | 22:37 WIB

Tahun Politik 2023: Menjaga Nalar Politik

Sabtu, 31 Desember 2022 | 05:47 WIB

Pembelajaran Keragaman Budaya Sejak Dini

Minggu, 20 November 2022 | 21:24 WIB

Bagaimana Film Membentuk Kehidupan Kita?

Jumat, 18 November 2022 | 20:37 WIB

Pahlawan (Dalam) Perang Melawan Narkotika

Kamis, 10 November 2022 | 00:09 WIB

Hari Pahlawan Dalam “Darurat” Politik

Rabu, 9 November 2022 | 22:31 WIB
X