MULAI BERKEMBANG: Aktivitas pengurus Pepes Kancil melakukan pengolahan sampah. Foto: Ade/Radar DepokRADAR DEPOK.COM - Komitmen pengurus Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah (Pepes) Karang Taruna Cilodong (Kancil) dalam mengentaskan persoalan sampah di Kota Depok tak diragukan lagi.
Di tengah sikap apatis masyarakat terhadap sampah, Pepes Kancil berusaha menyadarkan masyarakat dengan mendatangi setiap RT dan RW.
“Selama ini masyarakat hanya tahu sampah barang kotor, sehingga perlu dibuang. Nah, dengan adanya Pepes, masyarakat disadarkan akan pentingnya memilah sampah,” kata Ketua Pepes Kancil, Roby.
Roby mengatakan, hingga saat ini sudah ada 160 rumah di 4 RT yang terdata sebagai anggota Pepes Kancil, yakni RT02, 04, 07 di RW01 Kelurahan Cilodong, dan RT01/04 Kelurahan Sukamaju.
“Kemarin RT02/01 Cilodong baru bergabung. Harapannya seluruh RW di Cilodong terlibat di sini,” lanjut Roby.
Selama berjalan kurang lebih 4 bulan, sampah rumah tangga yang diproduksi warga tidak sama sekali terbuang ke TPS atau TPA. Tetapi seluruhnya didaur ulang.
“Sampah organik dijadikan pupuk, anorganik dicacah dan dilebur, yang residu dihancurkan dan dijadikan bahan pembuatan batu bata,” katanya.
Dalam melakukan pengolahan sampah, Roby sedang mengembangkan incenerator yang ramah lingkungan. Namun dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2016 menganjurkan pembuatan incenerator dicabut.
“Itu karena proses kerja incenerator dilakukan melalui pembakaran dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru,” katanya.
Setiap incenerator yang akan dibangunnya, kata Roby, sudah ada filter untuk penetralisir, sehingga asap yang terbuang tidak ada dampak.
“Juga nanti asap yang keluar akan dijadikan benda cair dengan melakukan beberapa proses,” katanya.
Di tempat yang sama, Pembina Pepes Kancil, Tajudin, mengatakan, selain mengentaskan persoalan sampah, Pepes juga menjadi solusi mengentaskan angka pengangguran di Kota Depok. “Kami melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat di lingkungan,” kata Tajudin.
Saat ini di Pepes Kancil ada tujuh orang yang melakukan pendaur ulangan sampah. “Maunya kita masyarakat ikut terlibat. Karena di sini bisa menghasilkan uang,” katanya. (ade)