DERRY/JAWA POS (GRUP RADARDEPOK) SIDANG VONIS: Tokoh kunci di Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Aman Abdurrahman saat akan menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.JAKARTA – Dijatuhkannya vonis mati bagi Oman Rochman alias Aman Abdurrahman alias Abu Sulaiman yang dianggap sebagai tokoh kunci di Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bakal membuat organisasi itu berantakan. Pasalnya, kini sudah tidak ada lagi pimpinan utamanya.
Pengamat teroris Al Chaidar melihat organisasi JAD akan mengalami pelemahan jika benar Aman dieksekusi. Bahkan skenario terburuknya internal kelompok itu akan bergejolak karena kehilangan sosok pemimpin.
"(JAD) Akan melemah, dan bisa dipastikan akan berantakan," ungkap Chaidar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (22/6).
Meski demikian pelemahan kelompok JAD ini dikatakan tidak akan permanen. Kekuatan mereka akan kembali jika berhasil menemukan pengganti yang tepat.
Chaidar menerangkan, pemimpin tepat yang dimaksudnya yaitu figur yang mampu mengarahkan aksi teror tepat sasaran. Sebab selama ini ia menilai banyak pemimpin teroris yang gagal mengarahkan anak buahnya dalam melakukan aksi teror.
"Kalau nanti diangkat yang baru, sebagai pengganti Aman Abdurahman kemudian ada terobosan-terobosan misalnya dalam artian serangan teror yang dilakukan itu tepat sasaran. Maka akan kuat kembali," terangnya.
Lebih lanjut, Chaidar juga mencontohkan beberapa aksi teror yang salah sasaran, seperti terjadi pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Menurutnya kelompok teroris justru melakukan aksi teror di daerah lain yang tidak memiliki keterikatan dengan lokasi konflik awal itu.
Namun, meski Aman sudah akan diekseskusi mati, Chaidar tetap mengingatkan agar aparat penegak hukum tetap bersiaga penuh. Sebab sekalipun terjadi pelemahan JAD, potensi aksi terorisme tidak bisa dijamin akan ikut hilang.
"Ada aksi (terorisme) kalau ada kemungkinan, Iya (masih ada potensi teror)," tandasnya.
Lebih lanjut Chaidar mengatakan jika dilihat dari stok figur yang ada di JAD sekarang, ada dua nama potensial pengganti posisi Aman. Yakni Khalid Abu Bakar dan Zainal Anshori. Mereka adalah figur yang memiliki pengatuh besar di bawah Aman.
"Tadinya saya pikir ada Abu Husna tapi Abu Husna dia tidak akan mau mengurusi JAD karena masih punya jamaahnya sendiri. Jadi tetap Khalid Abu Bakar atau Zainal Anshori (calon kuat penggantinya)," terangnya.
Meski demikian lanjut Chaidar, dua sosok itu belum selevel dengan Aman. Sebab kemampuan mereka sejauh ini hanya sebatas merekrut dan mendoktrin orang untuk melakukan bom bunuh diri.
Selain itu jika dua figur itu diangkat menjadi bos besar dapat memicu terjadinya perpecahan dalam kelompok. Sebab mereka yang memerintahkan satu keluarga di Surabaya melakukan bom bunuh diri beberapa waktu lalu. Sedangkan fatwa tersebut secara tegas dilarang oleh Aman.
"Karena Khalid Abu Bakar dan Zainal Anshori ini yang menyuruh melakukan bom keluarga (Surabaya) itu, sementara bom itu dilarang oleh Aman Abdurrahman ini akan terjadi perpecahan lagi, akan terjadi kemunduran bagi organisasi JAD," tegas Chaidar.
Namun jika situasi mulai mendesak dan Aman akan dieksekusi, maka Chaidar memperkirakan Khalid atau Zainal akan dipaksakan dipilih menjadi pimpinan baru.
Lebih jauh Chaidar menduga penunjukan Khalid dan Zainal sudah disampaikan sendiri oleh Aman kepada jamaahnya sejak jauh-jauh hari. Namun jika hal itu belum terjadi, JAD akan menentukan bos barunya melalui pemilihan di kalangan internalnya.
"Itu (pemilihan Khalid atau Zainal) sudah ditunjuk oleh Aman Abdurrahman sendiri. Sebelumhya sudah menyampaikan, kalaupun tidak disampaikan akan ada pemilihan diantara mereka," pungkasnya. (sat/JPC)