Rabu, 22 Maret 2023

Kamis Simulasi Suntik Vaksin di Kota Depok

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:15 WIB
PERSIAPAN : Gubernur Jabar Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya saat disuntik Virus Sinovac beberapa waktu lalu. FOTO : ISTIMEWA   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Prioritas Kota Depok bakal mendapatkan vaksi Covid-19 Sinovac pertama tidak main-main. Bila tak ada aral melintang, dijadwalkan Kamis (22/10) mendatang bakal menggelar simulasi penyuntikan vaksin. Lahkah tersebut dilakukan, sebagai persiapan suntik massal pasca uji klinis dan tahap produksi Vaksin Sinovac. Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, Ridwan Kamil menuturkan, simulasi tersebut dilakukan dalam rangka mengukur kesiapan penyuntikan vaksin nantinya. "Minggu ini ada rencana kami melakukan simulasi persiapan penyuntikan vaksin di Depok, kemungkinan Kamis (22/10)," kata Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil, Senin (19/10). Simulasi itu penting dilakukan sebagai persiapan gelombang pertama vaksin Covid-19 sebanyak 9,1 juta untuk Indonesia. Bagi Jabar sendiri, sambung Kang Emil, akan mengajukan 3 juta vaksin dalam gelombang pertama. Nantinya, vaksin akan diprioritaskan bagi daerah dengan kasus Covid-19 yang tinggi, yakni kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Simulasi sebagai tolok ukur kesiapan, karena Bodebek ini hanya memiliki seribu tenaga penyuntik vaksin yang telah dilatih. Sehingga  apakah tenaga ini memadai atau masih harus ditambah. "Arahnya memang ke daerah yang epidemologinya tinggi itu Jabodetabek. Jabar mengajukan kurang lebih 3 juta vaksin untuk daerah Bodebek," kata pria yang juga menjabat Gubernur Jawa Barat ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, menggelar pelatihan bagi 3.000 relawan Covid-19 se-Bandung Raya. Ribuan relawan tersebut, mendapat pelatihan tentang protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan (3M) hingga ketahanan pangan sebelum turun ke lapangan memberikan edukasi kepada warga. PERSIAPAN : Gubernur Jabar Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya saat disuntik Virus Sinovac beberapa waktu lalu. FOTO : ISTIMEWA   "Ini supaya menguatkan adaptasi kebiasaan baru dan juga persiapan penambahan relawan untuk tracing. Menuju standar WHO yang mendekati 1:30, artinya satu sakit, 30 yang dilacak. Ini masih terkendala. Itu akan kita penuhi dengan apa yang kita sebut dengan relawan-relawan ini," katanya. Kang Emil menambahkan, relawan harus menjadi teladan bagi setiap masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan 3M. Bersamaan dengan edukasi kepada warga, pemerintah berupaya melakukan testing, tracing, treatment (3T) secara masif, cepat, dan tepat. Kata Emil, 3.000 relawan se-Bandung Raya akan mengikuti program pelatihan hingga 9 November mendatang. “Sebanyak 3.000 orang di Bandung Raya ini akan bela negara dengan tenaga, menjadi relawan dan akan mendapatkan pelatihan pembekalan sebagai relawan sebelum turun ke lapangan untuk menyosialisasikan penanggulangan Covid-19,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar, Dani Ramdan menjelaskan, pelatihan yang diiniasiasi relawan dari pusat dibantu oBNPB dan BPBD Jabar ini akan digelar juga di daerah lain di Jabar. “Mungkin berikutnya akan dilakukan di regional lain seperti Ciayumajakuning, Bodebek, dan lainnya,” katanya. Menurutnya, fokus penugasan relawan di lapangan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui penyadaran terhadap bahaya Covid-19, dan juga pencegahan dalam menanggulangi Covid-19 di Jabar. “Nantinya setiap relawan yang turun ke lapangan akan merekam kegiatannya, dan di-update melalui aplikasi inaRISK yang sudah terhubung ke pusat,” ujar Dani. Dia menambahkan, ada empat materi yang didapatkan para relawan selama dua minggu pelatihan, yaitu komunikasi publik atau komunikasi sosial, kerelawanan dalam diri pribadi, penerapan protokol kesehatan, dan juga tentang ketahanan pangan. PERSIAPAN : Gubernur Jabar Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya saat disuntik Virus Sinovac beberapa waktu lalu. FOTO : ISTIMEWA   "Karena selain dari sisi kesehatan, relawan juga memberikan pesan terkait ekonomi, tentang tata cara yang bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk tetap sejahtera di saat pandemi Covid-19,” ujarnya. Diketahui, hingga pekan ini zona merah di Jabar hanya tersisa dua wilayah yakn Kabupaten Bekasi dan Kota Cirebon. Sementara itu, Jabar juga dikatakn telah memenuhi minimal testing sesuainstandar WHO. Per pekan ini, tes Swab PCR telah mencapai satu persen dari jumlah total populasi Jabar, yakni 500 ribu Tes PCR. Kemudian, tingkat kematian dilaporkan semakin menurun di angka 1,85 persen. Di sisi lain, tingkat kesembuhan juga meningkat hingga 67 persen. Sementaera, angka reproduksi Covid-19 di Jabar kini hanya di 1,04 persen. Sementara berdasarkan data Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang dirilis di www.ccc-19.depok.go.id. 19 Oktober 2020, jumlah pasien sembuh menjadi 4.739 orang. Setiap harinya jumlah pasien sembuh di Kota Depok terus bertambah. Seperti yang tercantum dalam rilis hari ini, pasien sembuh Corona bertambah 125 orang. Kemudian, kasus terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 132, sehingga totalnya menjadi 6.327 orang. Sedangkan kasus konfirmasi aktif sebanyak 1.412 orang. Pada data tersebut juga menyebutkan penambahan kasus pasien yang meninggal dua orang. Jadi, jumlah pasien meninggal menjadi 176 orang. Dalam upaya menekan seluruh kasus Covid-19, Pemkot Depok pun terus mengingatkan masyarakat memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dan menjaga jarak aman saat melaksanakan aktivitas di luar rumah. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menjaga pola makan, berolahraga dan istirahat yang cukup.(rd/hmi/net)   Jurnalis : Fahmi Akbar Editor : Pebri Mulya

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Mimbar Jumat: Indahnya Pakaian Seorang Muslim

Jumat, 17 Maret 2023 | 09:49 WIB

Ngeri Banget, Depok Sabet WTP 12 Kali Beruntun

Jumat, 17 Maret 2023 | 07:15 WIB
X