RADARDEPOK.COM, DEPOK – Penularan Virus Korona (Covid-19) di Kota Depok sudah mengkhawatirkan. Perharinya ada saja yang terpapar dan meninggal, meskipun banyak juga yang sembuh. Selasa (29/12) misalnya, virus yang menyerang penafasan ini mampu menulari 196 orang dan pasien meninggal bertambah lima menjadi 408 orang.
Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono menegaskan, kenaikan angka positif Covid-19 di Kota Depok ini, dikarenakan ketidak seriusan pemerintah dalam menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Pemerintah itu gak serius penangnanya, PSBB banyak kelonggaran dan tidak merata. Ada yang ketat ada yang longgar,” katanya kepada Radar Depok, Selasa (29/12).
Dia mengatakan, jika ingin Covid-19 menurun, harus dilakukan pengetatan PSBB kembali. Sebab, dengan diketatkannya PSBB, makin sedikit ruang orang yang terkena Covid-19 untuk menularkan.
“Di Depok ini 30 persen penularan melalui klaster keluarga. Sisanya belum jelas, tapi yang cukup menonjol itu penularan melalui angkutan umum, terutama kereta. Karena banyak interaksi warga di sana, sehingga meningkatkan resiko penularan,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 di Depok dikarenakan tingginya pergerakan warga. Dan pergerakan ekonomi yang terus meningkat.
“Itu karena satu bulan belakangan mobilitas masyarakat dan perekonomian di Depok terus meningkat. Kenaikan juga bukan hanya di Depok, hampir di seluruh Indonesia mengalami peningkatan kasus positif Covid-19,” kata Dadang, Selasa (29/12).
Dadang mengungkapkan, kenaikan yang terjadi saat ini bukan pertanda jika Covi-19 di Depok sudah masuk pada tahap kedua. Tapi, menurutnya ini hanya peningkatan biasa di tahap pertama.
“Jangankan gelombang ke dua, untuk puncak gelombang pertama saja belum,” tuturnya.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam. Satgas sudah melakukan sosalisasi di tingkat komunitas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dalam melaksanakan protokol kesehatan. Selain itu, pihaknya juga akan memaksimalkan wisma Makara UI dan Pusat Studi Jepang UI untuk menangani pasien isolasi mandiri.
“Kami juga sudah memerintahkan seluruh rumah sakit di Depok untuk menambah kamar perawatan bagi pasien Covid-19,” bebernya.
Menurutnya, satgas juga terus menggalakan kembali Kampung Siaga Covid -19 di seluruh wilayah Depok. “Kampung Siaga Covid-19 dan PSKS juga sudah kami maksimalkan lagi untuk membantu meredam kenaikan ini,” tegas Dadang.
Terpisah, Direktur RSUD Kota Depok, Devi Maryori mengatakan, antrean sempat terjadi di rumah sakit milik pemerintah tersebut sejak kemarin.
"Iya betul, untuk ruangan IGD full, lagi banyak antrean menunggu pasien-pasien yang keluar,” kata Devi.
Saat ini RSUD Kota Depok memiliki 112 ruangan ditambah dua ruang ICU. Namun, semua ruangan itu tidak bisa terisi penuh, alasannya kekurangan jumlah tenaga kesehatan. Per kemarin, RSUD hanya bisa merawat 102 pasien.
“Kita nggak bisa buka full, karena melihat jumlah nakes yang ada, kan pasien covid tidak seperti pasien lain, dia harus (ekstra) pengawasan,” kata Devi.
Devi pun mengatakan, RSUD mampu menambah daya tampung pasien Covid-19, dengan catatan tenaga kesehatan dapat ditambah.
“Kami bisa menambah hingga 125 bed, itu pun harus dibarengi penambahan kapasitas SDM (nakes),” kata Devi.
Namun begitu, kata Devi, saat ini rumah sakit masih mengupayakan penambahan ruangan dengan memaksimalkan jumlah tenaga kesehatan yang tersedia di RSUD Kota Depok.
“Insha Allah minggu depan awal Januari 2021 ICU kami bertambah 6 bed,” tandas Devi.
Perlu diketahui, berdasarkan data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Depok, kasus Covid-19 kini telah menyentuh angka 16.689 kasus dari sebelumnya 16.493 kasus.
Angka sembuh dari 12.716 menjadi 12.938 atau bertambah 222 orang yang sembuh dalam sehari. Sementara angka kematian bertambah 5 orang dari 403 menjadi 408 orang. Dan kasus aktif masih di angka 3.343 kasus. (rd/dra)Jurnalis : Indra Abertnego SiregarEditor : Pebri Mulya