RADARDEPOK.COM – Belasan siswa SDN Pengasinan 1 yang keracunan saat makan roti menjalani pengecekan kesehatan, Kamis (26/1). Pemeriksaan tersebut tindaklanjut dari belasan siswa yang memakan terbuat dari tepung tersebut. Malah, sejumlah orang tua siswa sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Kepala SDN Pengasinan 1, Yeti Suhesti mengatakan, setelah kejadian roti beracun yang menyebabkan beberapa siswanya terkena dampak pada Selasa (24/1). Ada pihak dari orang tua siswa yang melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Tanpa ada konfirmasi lebih dulu dengannya.
"Kemudian kepolisian tak lama datang, dan saya pun dipintai keterangan atas kejadian yang dialami sebagian anak-anak di sini," kata Yeti saat dikonfirmasi Harian Radar Depok di ruangannya, Kamis (26/1).
Baca Juga: Staf Khusus Menkumham Tengok Fasilitas Rutan Depok
Yeti melanjutkan, dinas terkait seperti Badan Pengawasan Obat dan Makan (BPOM), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan UPTD Puskesmas Pengasinan, juga turut hadir Rabu (25/1) melakukan investigasi atas apa yang terjadi dengan siswa di SDN Pengasinan 1.
"Selanjutnya saya melakukan mediasi dengan orang tua murid dan pihak yang memberikan roti tersebut Rabu (25/1). Kemudian kami semua sepakat untuk diselesaikan secara kekeluargaan," ungkap Yeti.
Dia melanjutkan, pihak pemberi roti berjanji dengan pihak sekolah dan orang tua murid, untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas peristiwa yang terjadi. Dan laporan orang tua murid segera dicabut. Namun, polisi belum mau mencabut laporan tersebut. "Mereka berjanji akan bertanggung jawab, untuk memantau kesehatan dari 13 anak yang terdampak secara langsung usai memakan roti itu," kata dia.
Baca Juga: Trotoar Jalan Margonda Depok Dipuji Koalisi Pejalan Kaki, Ini Katanya
Yeti memastikan, yang terdampak secara langsung itu ada 13 anak. Karena ke-13 siswa tersebut merasakan dampaknya secara langsung saat setelah memakan roti, dengan gejala awal yang dirasakan sakit perut. "Kalau informasi dari dinas terkait yang melakukan wawancara pada Rabu (25/1) itu kan ada 79 anak yang terdampak dari 88 siswa yang diwawancara," ucap dia.
Sedangkan, lanjut Yeti, anak yang merasakan dampak secara langung pada Selasa (24/1) itu, hanya berangsur beberapa jam saja dirasakan. Jadi, sangat kecil dari 79 siswa tersebut juga ikut terdampak.
"Pada Kamis (26/1) pagi, pihak roti datang ke sekolah dan menepati janji mereka untuk membawa ke-13 anak yang terdampak langsung itu ke Klinik Pratama Rawat Jalan Citra Insani, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, guna memantau kesehatan mereka," beber dia.

Baca Juga: Wakil Walikota Depok Ajak Siswa jadi Pengusaha
Harian Radar Depok kemudian menyambangi klinik yang dimaksud tersebut. Setelah tiba di lokasi, berdasarkan pantauan Harian Radar Depok di sana pihak roti dan orang tua murid sedang mengobrol. Ketika ingin dikonfirmasi keduanya belum bersedia untuk dipintai keterangan.
Sementara, Walikota Depok Mohammad Idris angkat bicara soal kasus belasan siswa SDN 01 Pengasinan mengalami keracunan roti gratisan. Kasus tersebut sudah ditangani kepolisian, dan masih didalami apakah terdapat unsur pidana atau tidak.
Artikel Terkait
Dua Penyalur Zakat Ilegal Ada di Depok
Kurang Banyak, Lazada Baru Pekerjakan 10 Warga Jatijajar
LDII Depok Borong 100 Tiket Funday
79 Siswa SDN Pengasinan 1 Depok Keracunan Roti
Komunikasi Lazada Dengan Aparatur Kelurahan Jatijajar Depok Buruk