Minggu, 4 Juni 2023

Mimbar Jumat: Ketundukan Dalam Beribadah

- Jumat, 17 Februari 2023 | 09:17 WIB

Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar (Ketua MUI Kota Depok)

RADARDEPOK.COM – Seseorang yang beragama tentu akan merasa gembira hatinya manakala bisa beribadah dengan baik. Karena merasa dekat dengan Tuhannya atau merasa lebih dekat lagi jika dibanding tidak dalam waktu beribadah. Hatipun merasa lebih tenang dan nyaman, karena merasa ada yang mengayomi dan melindungi.

Sebagai seorang muslim mempunyai kecenderungan lebih senang beribadah shalat dibanding lainnya. Hal ini dikarenakan ibadah shalat secara langsung bisa dirasakan getaran jiwa bagi yang bisa shalat dengan khusyuk. Yaitu shalat dengan penuh konsentrasi dan fokus pada apa yang sedang dikerjakan.

Misalnya saja ketika takbiratul ihram, bisa konsentrasi dalam berkontemplasi seakan terlepas dari keterikatan duniawi (kebendaan). Segala kesibukan dunia bisa terlupakan karena merasa yakin bahwa dirinya sedang berdialog dengan Tuhannya yang sedang memperhatikan gerak gerik hamba-Nya.

Maka tidak aneh jika Allah SWT memberitahu kepada kita kalau seseorang itu bisa khusyuk dalam shalatnya, maka ia termasuk orang yang beruntung. (Q.S.Al-Mukminun : 1-2). Dan ini kemudian menjadi bagian dari pandangan hidup seorang muslim yang taat beragama. Memandang bahwa kehidupan ini sangat tidak ada artinya jika dibanding dengan kenikmatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh Tuhan. Karena hanya Tuhanlah yang mampu menggerakkan dan menghentikan semua gerak manusia di muka bumi ini.

Maka hidup ini akan memiliki penuh arti, ketika disandarkan pada kenikmatan dan kekuasaan Tuhan tersebut. Misalnya saja, menyadari bahwa semua nikmat yang diterima itu adalah pemberian Tuhan dengan penuh kasih sayang-Nya. Dan kemampuan bergerak serta berjalan kesana kemari di muka bumi ini adalah semata-mata digerakkan oleh kekuasaan Allah Yang Maha Hebat. Sehingga nikmat yang diterima tidak akan digunakan kecuali untuk kemanfaatan hidup manusia. Dan sebaliknya tidak akan digunakan untuk menyengsarakan manusia.

Sikap demikian ini merupakan buah dari ibadah yang penuh keikhlasan sebagai bagian dari sikap kepasrahan diri terhadap titah dan firman Tuhannya. Segala sesuatu disikapi dengan Labbaikallahumma labbaik. Bahwa semua perbuatannya dijadikan ibadah yang tulus kepada Allah SWT. Setiap gerak tubuhnya diniatkan sebagai penghambaan kepada Tuhan yang Menggerakkan.

Untuk itu sudah sewajarnya bagi kita semua menjalani hidup ini agar berjalan di atas jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tinggal mengikuti dan menjalani sesuai dengan batasan-batasan–Nya (Hududullah). Karena itu siapa yang melampaui batas-batas Allah atau melanggar batas-batas tersebut akan merasakan akibat buruknya sendiri. Dan sebaliknya siapa yang mengikuti jalan Allah SWT dengan baik, maka akan memperoleh kenikmatan yang telah disediakan oleh Allah. Baik nikmat dunia, maupun nikmat akhirat.

Dengan demikian Ibadah tidak lagi menjadi beban hidup yang memberatkan, namun bisa menjadi rekreasi batin yang menyenangkan hati. Semoga kita termasuk orang-orang yang mukhlish. Wallahu a’lam. (*)

Editor: Mohammad Agung

Tags

Terkini

Bismillah, Selamat Beribadah Calon Haji Depok

Senin, 29 Mei 2023 | 07:15 WIB
X