RADARDEPOK.COM-Dinda Dwimanda lahir di Jakarta 29 Mei 1993 merupakan salah satu pebisnis muda di Kota Depok, terkenal dengan jiwa energik nya dalam menjalin komunikasi dengan pebisnis lain.
Dalam perjalanan hidupnya sudah memiliki segudang pengalaman bisnis. Dengan tampilan fashionable hijabnya yang modis membuat Dinda Dwimanda selalu tampil percaya diri.
Dinda Dwimanda dikenal sebagai Mentor dan Trainer UMKM Kota Depok, selain itu menjabat sebagai ketua Kompartemen Kewirausahaan. Dan masuk kedalam himpunan BPC Hipmi Depok, Msme Development Konekios, dan Business Advisor Grow.id. Hingga sukses menjadi Dosen komunikasi praktisi.
“Aku juga aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia untuk BPC HITMI Kota Depok. Dan memang konsepnya di UMKM. Jadi aku trainer, mengajar khusus di bidang Brand Komunikasi. 2015 aku sempat jadi dosen tamu di Iisip. Aku juga di Perhumas Indonesia jadi jaringan komunikasinya juga luas, di bidang jurnalistik lumayan dikelilingi karena satu dunia yaitu komunikasi media,” ucap Dinda, Kamis (13/7).
Saat ini menjadi pendamping program Wirausaha Baru ( WUB ) untuk Umkm di Kota Depok. Dan mengantongi 33 peserta di kelurahan Depok dibawah kecamatan pancoran mas.
“Untuk programnya Wirausaha Baru atau WUB. Untuk aku sendiri WUB nya menangani Depok jadi aku punya 33 peserta di kelurahan Depok,” tuturnya.
Awal 2021 Dinda Dwimanda mulai mengibarkan sayapnya di dunia bisnis FnB. Membuka usaha pertamanya yang bernama Waroenk Djajan. Sempat mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Dekranasda di Balaikota Depok.
“2021 Aku buka waroenk djajan awal bentuknya dirumah produksi. Setelah 3 bulan akhirnya aku ke pameran atau bazar Umkm di Kota Depok. Dan waroenk djajan jadi umkm percontohan dari segi branding Aku juga masuk ke komunitas pasar kopi Depok,” ungkapnya.
Baca Juga: Melihat Perkembangan Gerai UMKM Sinergia, Diharapkan Bisa Menjadi Pusat Oleh-Oleh
Pada 2022 mulai menjalankan kedai pertama berlokasi di Beji namun tidak bertahan lama.Tempatnya sangat strategis tapi kurang menarik perhatian pengguna jalan.
“Bertahan kurang lebih 6 bulan. Setelah 6 bulan karena trafik nya tidak terlalu ramai untuk pengunjung. Karena kalau kita punya bisnis pasti ada evaluasinya mulai dari evaluasi operasional, karyawan, dan lainnya. Lokasinya sebenarnya strategis tapi jarang orang berhenti dan areanya tidak 24jam,” lanjutnya.
Melihat pertumbuhan trafik yang menurun Dinda Dwimanda berhenti pada februari lalu merubah arah fokusnya pada bisnis to bisnis. Yaitu menjalin bisnis dengan restoran. Lalu memasukan produknya kedalam menu restoran tersebut. Dengan membuat perjanjian antar kedua belah pihak.
“Kalau untuk bisnisnya produknya aku jual ke resto yang lain.Jadi produk aku ada di menu restoran lain. Dengan special harga atau membuat perjanjian lebih ke perbedaan harga. Ada di beberapa cafe di Depok, salah satunya kopi brother,” tutupnya. (mg2)
Artikel Terkait
Wakil Walikota Depok Ajak Peserta UMKM Day Kelurahan Cisalak Ikut WUB
UMKM Sawangan Depok Menarik Perhatian DPRD Bangka Barat
Begini Upaya PT Karabha Digdaya Dalam Mendorong UMKM Lokal untuk Berperan Sebagai Eksportir Depok
Sekda Depok Supian Suri : Pemkot Wadahi UMKM Jajakan Makanan
Melihat Perkembangan Gerai UMKM Sinergia, Diharapkan Bisa Menjadi Pusat Oleh-Oleh