RADARDEPOK.com - Sepeda motor jenis manual dan matik adalah dua jenis kendaraan yang memiliki cara pengoperasian yang berbeda.
Sepeda motor tipe matik menggunakan transmisi otomatis CVT, sedangkan cub dan sport menggunakan transmisi manual.
Sepeda motor tipe cub dan sport menyalurkan tenaga dari mesin menggunakan kopling. Dalam struktur sebuah mesin kopling memiliki beberapa komponen diantaranya tuas kopling, kabel kopling hingga kampas kopling.
Sub Department Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora (DAM), Ade Rohman menjelaskan, komponen yang paling vital serta menjadi salah satu sparepart fast moving adalah kampas kopling.
Komponen ini memiliki peran penting sebagai pemutus dan penyambung tenaga dari poros engkol ke transmisi. Jika kondisi kampas kopling mulai aus, proses penyaluran tenaga dari mesin ke transmisi akan terganggu.
"Ketika kampas kopling mulai habis atau aus, beberapa ciri gejalanya akan langsung dirasakan oleh pengendara. Pasalnya, salah satu komponen dalam susunan konstruksi mesin sepeda motor ini memiliki fungsi penting dalam penyaluran tenaga yang dihasilkan mesin,” ujar Ade.
Dalam buku pedoman pemilik kendaraan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kondisi kopling setiap 12,000 km atau 12 bulan.
Tidak hanya untuk mempertahankan performa mesin, pemeriksaan juga bertujuan untuk mengetahui kondisi kampas kopling, apakah masih dalam kondisi baik atau mulai aus.
Baca Juga: 32 Anak Ikut Sunatan Massal yang Dihelat Yayasan Anugerah Bersama Mandiri di Cipayung Depok
Selain lamanya masa pemakaian, gaya berkendara juga sangat mempengaruhi kondisi dan usia pakai kampas kopling.
Berikut tanda gejala kampas kopling habis atau aus :
1. Akselerasi Mesin Melemah
Saat kampas kopling mengalami aus, tenaga tidak akan tersalur secara maksimal. Karena daya cengkram kampas saat proses penyaluran tenaga dari poros engkol ke poros input transmisi tidak maksimal. Akibatnya mesin motor terasa tak responsif di tiap posisi gear.