RADARDEPOK.COM - Dalam perbendaharaan kata di kencan modern di abad digital ada salah satu istilah yang sering dipakai, yakni Ghosting. Namun, untuk kata tersebut kerap dikonotasikan pada sesuatu yang negatif.
Ghosting adalah istilah untuk perilaku menghilang secara tiba-tiba seperti hantu setelah menjalin kedekatan dengan seseorang. Tentu itu bisa menjadi sesuatu hal yang menyebalkan untuk 'korban'-nya. Namun, tak selamanya ghosting menjadi pilihan buruk.
Psikoterapis Rachel Wright mengakui, pengalaman di-ghosting memang menyakitkan dan membingungkan. Namun, bukan berarti ghosting harus melulu mendapatkan label buruk. Pasalnya, perilaku ghosting sebenarnya sah-sah saja dilakukan, dengan beberapa alasan.
Berikut beberapa alasan ghosting wajar untuk dilakukan.
1. Ancaman keselamatan
Sebuah hubungan jadi tidak baik-baik saja saat keselamatan terancam. Sah untuk melarikan diri dengan melakukan ghosting, jika merasa terancam.
"Jika Anda dilecehkan secara verbal atau fisik, ghosting adalah respons yang diperlukan. Anda tidak berutang alasan, penjelasan. Lindungi diri Anda," kata Wright, dalam tulisannya dalam Shape.
2. Kencan pertama bagai bencana
Kencan pertama adalah segalanya. Momen ini jadi kesempatan untuk menilai apakah seseorang layak diberikan kesempatan untuk kencan kedua dan berikutnya.
Mengutip Bustle, saat si dia malah membawa atmosfer tidak menyenangkan, merendahkan, seksis, bahkan terlalu gampang sentuh sana-sini, tak ada salahnya untuk meninggalkannya. Tidak perlu merasa bersalah jika pergi begitu saja tanpa meninggalkan penjelasan.
3. Belum pernah berjumpa langsung
Di masa pandemi, menjalin kedekatan tanpa bertemu langsung atau tatap muka menjadi sesuatu yang sangat mungkin terjadi.
Saat obrolan menjadi garing dan kurang menggugah minat, sah-sah saja jika ingin mengakhiri hubungan atau komunikasi. Karena, belum pernah bertemu dengannya langsung.
4. Mengirim foto atau sesuatu yang tidak pantas
Kencan harus memiliki batas yang jelas. Saat dia mengirimi foto alat kelamin atau bagian tubuh tertentu tanpa diminta, tinggalkan saja dia.
Jika dia tidak menghormati batasan yang ada, maka layak untuk ditinggalkan.
Dalam hal ini, Wright menekankan pentingnya kesepakatan saat berkirim konten seksual eksplisit.
5. Respons buruk terhadap keputusan untuk mengakhiri hubungan
Jika merasa ghosting bukan cara tepat untuk mengakhiri hubungan. Lalu sadar, dampaknya bakal begitu besar dan bisa membuat si dia bingung.
Namun, menurut Wright, jika sudah menyampaikan keputusan dan mendapatkan respons yang buruk, maka lebih baik tinggalkan saja.
"Ini adalah situasi lain di mana jika Anda telah memberikan batasan dan malah dilanggar, tidak masalah untuk melakukan apa yang terbaik," imbuhnya. (rd/net)Editor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=eOJW7gH7XB8