Senin, 22 Desember 2025

Membangun Etika Berdemokrasi Pancasila, Bahas Kondisi Politik

- Jumat, 22 Februari 2019 | 11:41 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
PEMAPARAN : Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo bersama narasumber dan peserta saat mendengarkan pemaparan Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dalam Dialog Nasional  yang diselenggarakan di aula lantai 4 Fakultas Hukum Kampus UP Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.   Pembahasan di Dialog Nasional Universitas Pancasila Universitas Pancasila (UP) kembali menggelar Dialog Nasional, kali ini mengusung tema 'Membangun Etika dalam Berdemokrasi Pancasila' yang diselenggarakan di aula lantai 4 Fakultas Hukum Kampus UP Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.   Laporan : Ricky Juliansyah   Tahun 2019 menjadi tahun politik, segala topik pembahasan mengenai ilmu strategi untuk meraih kekuasaan menjadi bahan yang tidak akan habisnya diperbincangkan, baik dari jajaran pemerintahan, swasta, akademisi hingga tataran masyarakat bawah sekali pun.   Universitas Pancalisa (UP) mengadakan Dialog Nasional yang mengusung tema 'Membangun Etika dalam Berdemokrasi Pancasila' yang dihadiri beberapa narasumber kelas nasional, salah satunya  Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.   Usai  dialog tersebut, ia berharap ada perubahan sikap dari para elit politik Indonesia agar negeri ini bisa bertahan. Para elit politik kata dia seharusnya melihat masa depan Indonesia dengan lebih bijak dan jernih.   “Saya hanya memiliki harapan agar mereka sadar kalau masih mau bertahan lama negeri ini. Ubah perilaku, etika menjadi lebih baik untuk melihat masa depan secara jernih,” katanya.   Untuk menuju arah perubahan kata dia diakui berat. Namun hal itu mutlak dilakukan demi masa depan yang lebih baik. Menurutnya yang mendesak dilakukan saat ini adalah menaikkan kelas politikus menjadi negarawan. Mereka harus memiliki pandangan yang jauh ke depan dan jangan pragmatis.   “Memang berat tapi harus dilakukan. Orang sedang dalam syahwat kekuasaan bisa menjadikan hitam jadi putih dan sebaliknya. Tapi saya percaya masih ada lilin yang bisa dijalankan,” ungkapnya.   Sementara, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudo Husodo menambahkan, pemilu bisa menjadi pemersatu bangsa jika para calon legislatif (caleg) masuk ke desa berkampanye mengenai hal baik dan membangun Negara ke depan. Bagaimana kita bisa mengolah potensi lolal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.   “Bagaimana kita memantapkan persatuan bangsa maka Pemilu kali ini akan menjadi pendidikan yang sangat baik untuk memperkuat Negara,” katanya.   Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya maka pemilu bisa jadi alat memecah bangsa. Sehingga dirinya berharap kepada seluruh lapisan untuk melakukan kampanye dengan sehat. “Ini adalah pendidikan politik bagi rakyat. Manfaatkan dengan baik,” ucap Siswono. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

BRI Warung Buncit Renovasi TK Adhyaksa XXI Jakarta

Jumat, 19 Desember 2025 | 22:08 WIB

Tumpeng BRI KC Pancoran, Turut Meriahkan HUT ke 130

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:54 WIB

BRI KC Depok Serahkan Ambulans ke Yayasan IMANI Care

Kamis, 18 Desember 2025 | 05:20 WIB

BRI Luncurkan Rebranding, Tetap Fokus di Segmen UMKM

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:40 WIB
X