FASHIONABLE : Salah satu produk fesyen Hegira Syar’i dan D’Nayy. FOTO : JOANINHA ELISA VAZ/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Seiring kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, tren busana muslim terus mempengaruhi industri fesyen. Masyarakat Indonesia pada mulanya belum menggunakan busana serba tertutup, namun seiring pemahaman ajaran agama Islam di masyarakat kini diterima. Kondisi pasar saat ini dirasa kurang bagus dibandingkan pada waktu kejayaan busana muslim, namun D’Nayy & Hegira Syar’I tidak berhenti berinovasi.  D’Nayy dan Hegira Syar’i sama-sama memproduksi moslem wear bedanya kalau Hegira itu lebih kepada syar’i kalau D’Nayy lebih ke casual. “Dengan berbisnis dunia fesyen tidak hanya nilai bisnis rupiah yang saya dapatkan itu ada nilai moralnya yaitu berdakwah mengajak muslim untuk memperbaiki penampilan,” ujar Owner Hegira, Rini. Rini menjelaskan, pertama kali merek yang dimiliki adalah D’Nayy namun beberapa tahun kemudian berubah menjadi Hegira Syar’i yang dalam bahasa Arab artinya berhijrah. Ia menyebutkan kalau ini adalah keberkahan yang diperoleh karena dirinya memutuskan untuk berhijab Agustus 2007. Sejak memutuskan berhijab berarti juga memutuskan untuk merubah penampilan. Hegira Syar’i memproduksi gamis, jilbab, mukena, koko, atasan, tunik serta menerima permintaan khusus dari konsumen. Kisaran harga produknya mulai dari Rp275 ribu sampai dengan Rp1,2 jutaan. “Jadi, saya selain produksi untuk stock juga menerima custom dan itu juga banyak permintaan seperti seragam atau perseorangan,” tutup Rini. (rd)   Jurnalis : Joaninha Elisa Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)