ILUSTRASI
RADARDEPOK.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki produk ekspor yang bernilai tinggi dan menjadi 'harta karun' nasional. Komoditas itu menurut Menteri Perdagangan M Lutfi itu adalah sarang burung walet.
Sejak dahulu kala, sarang burung walet sudah dikenal sebagai sumber nutrisi yang berguna bagi kesehatan. Sarang buruh walet yang bentuknya mirip mangkuk mengandung protein yang tinggi.
Sarang burung walet adalah kekayaan alam yang bernilai ekonomi tinggi, selayaknya ginseng dari Korea Selatan atau jamur shitake dari Jepang. Sarang burung walet dijuluki kaviar dari Timur karena kelezatannya yang melegenda sekaligus harganya yang luar biasa.
Di Hong Kong, negara yang banyak mengimpor sarang burun walet, semangkuk sup sarang burung walet bisa dihargai lebih dari US$ 100 per porsi. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.080 seperti kurs referensi Bank Indonesia (BI) 18 Januari 2020, itu sama dengan Rp 1.408.000 per porsi.
Tapi itu adalah harga kalau sudah jadi sup per mangkuk. Kalau masih bahan mentah gelondongan, harganya bisa sampai US$ 10.000/kg. Kalau dirupiahkan mencapai Rp 140.800.000/kg.
Berdasarkan dara Kementerian Pedagangan, Indonesia adalah negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia. Dimana, Indonesia memasok 38,57% kebutuhan sarang burung walet dunia. Disusul oleh Singapura (28%), China (9,15%), Hong Kong (4,69%), dan Malaysia (4,64%).
"Perdagangan sarang burung walet sangat penting. Nilai ekonomi sarang burung walet mencapai 0,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional," tulisan di laporan Kementerian Perdagangan.
Meski menjanjikan, tetapi sarang burung walet belum bisa menjadi komoditas andalan ekspor seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO), atau karet. Sampai saat ini, nilai ekspor sarang burung walet masih belum ada apa-apanya ketimbang komoditas-komoditas tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=5OYWzrAtFOc
ILUSTRASI
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ekspor sarang burung yang bisa dimakan (HS 04100010) selama Januari-Oktober 2020 adalah U$ 392,62 juta (Rp 5,53 triliun). Dibandingkan dengan total ekspor Indonesia yang pada periode tersebut mencapai US$ 131,51 miliar (Rp 1.851,64 triliun), kontribusi sarang burung walet hanya 0,29%.
Namun ada sinyal positif. Laju pertumbuhan nilai ekspor komoditas ini terus melesat, bahkan sangat cepat.
Pada Oktober 2020, ekspor sarang burung walet tumbuh 66,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Lebih tinggi ketimbang pertumbuhan bulan sebelumnya yaitu 57,35% YoY. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=5OYWzrAtFOc
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 15:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:36 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:31 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 22:08 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:56 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 16:43 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:08 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 17:22 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 15:04 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:58 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 09:15 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:54 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 05:20 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 21:47 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:40 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 14:42 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:55 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 19:26 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 18:23 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 16:25 WIB