Senin, 22 Desember 2025

Mau Jago atau Juara Lomba Puisi, Ini Tekniknya

- Kamis, 15 September 2022 | 11:07 WIB
Ilustrasi membaca puisi dari raja penyair multimedia, Asrizal Nur. Dok. Pribadi Asrizal Nur
Ilustrasi membaca puisi dari raja penyair multimedia, Asrizal Nur. Dok. Pribadi Asrizal Nur

RADARDEPOK.COM Setelah mengerti arti dan pengertian dari puisi, pada artikel kali ini, Radar Depok, mengulas tentang dasar-dasar penting dalam pembacaan puisi. Ternyata, susah-susah gampang loh Sobat Radar Depok.

Dilansir dari wikipedia, dalam pembacaan puisi terdapat dasar-dasar penting yang mencakup olah vokal, olah musikal, olah sukma, olah mimik, olah gerak dan wawasan kesastraan. Jika dasar-dasar tersebut telah dikuasai langkah selanjutnya akan sampai pada proses pembacaan.

Saat membaca puisi perlu memperhatikan tahap-tahap yaitu membaca dalam hati yang bertujuan agar puisi tersebut terapresiasi secara penuh, membaca nyaring dengan memperhatikan daya vokal, tempo, timbre, interpolasi, rima, irama dan diksi, membaca kritis dan membaca puitis.

Gerak


Gerak dalam pembacaan puisi meliputi ekspresi dan mimik, gestur, dan pantomimik. Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi sedangkan mimik adalah gerak air muka. Gestur merupakan gerak tangan dan kaki saat membaca puisi yang disesuaikan dengan isi puisi. Sementara itu, pantomimik merupakan perpaduan ekspresi gerak - gerik wajah dan gerak - gerik tubuh.

Vokal


Vokal atau suara dalam pembacaan puisi dibagi menjadi tiga yaitu artikulasi, intonasi, tempo, power serta volume suara.

1. Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata-kata. Kejelasan artikulasi dalam membaca puisi sangat dibutuhkan dalam pelafalan bunyi huruf vokal dan konsonan.

2. Intonasi adalah yaitu tinggi rendahnya suatu nada pada kalimat yang memberikan penekanan dalam kata-kata tertentu di suatu kalimat. Dalam sebuah puisi, ada empat jenis intonasi antara lain sebagai berikut:

  • Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata-kata yang dianggap penting.

  • Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa, dan sebagainya.

  • Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

  • Modulasi meliputi perubahan bunyi suara misalnya suara menjerit karena marah serta suara mendesah karena lelah. Ketepatan intonasi atau irama ini bergantung kepada ketepatan penafsiran atas puisi yang dibacakan.


3. Karakter suara adalah ciri khas suara yang dimiliki oleh pembaca puisi. Seorang membaca puisi harus mampu memainkan karakter suaranya sesuai dengan kutipan puisi yang dibacanya.  Apabila dalam puisi diceritakan tentang pendirian seorang gadis  saya harus mampu mengubah suaranya seperti seorang gadis.

4. Tempo merupakan ukuran cepat lambatnya pembacaan dari suatu kata atau kalimat dalam puisi.

5. Power atau kekuatan suara merupakan bagian yang amat penting untuk diperhatikan saat membaca puisi. suara seorang pembaca puisi harus mampu mengatasi suara penonton atau pendengarnya. Seorang pembaca puisi dituntut untuk memiliki vokal yang keras agar suaranya bisa terdengar oleh penonton.

Susah-susah gampang kan untuk membacakan sebuah puisi, harus memperhatikan gerak, tempo, artikulasi dan sebagainya. Namun, bukan berarti Sobat Radar Depok tidak akan bisa, selama kita terus belajar dan berusaha, pasti lama-lama akan bisa, atau bahkan bisa menjadi juara dalam lomba puisi. (rd)

Sumber : Wikipedia

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

BRI Warung Buncit Renovasi TK Adhyaksa XXI Jakarta

Jumat, 19 Desember 2025 | 22:08 WIB

Tumpeng BRI KC Pancoran, Turut Meriahkan HUT ke 130

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:54 WIB

BRI KC Depok Serahkan Ambulans ke Yayasan IMANI Care

Kamis, 18 Desember 2025 | 05:20 WIB

BRI Luncurkan Rebranding, Tetap Fokus di Segmen UMKM

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:40 WIB
X