INDAH/RADAR DEPOK HEBAT: Ayu Setiowati usai mengajar mapel seni budaya di SMPIT Arafah beberapa waktu lalu.
Banyak sebagian orang yang lulus SMA memutuskan untuk bekerja mencari uang ketimbang kuliah. Disisi lain ada pula sebagian orang yang memilih melanjutkan pendidikannya, untuk menunjang pekerjaannya. Tapi, apa jadinya apabila seseorang memilih kedua-duanya dan memiliki prestasi?
Laporan: INDAH DWI KARTIKA
Mungkin banyak orang memilih untuk bekerja sambil kuliah. Tapi, tidak banyak yang bisa menyeimbangkan pekerjaan dan tugas kuliah ditambah memiliki prestasi dibidang lain. Ia menjadi salah satu seorang yang sukses dan melakuan ketiganya secara bersamaan dan seimbang.
Ia adalah Ayu Setiowati, salah satu mahasiswa Universitas Gunadarma dengan konsentrasi sastra Inggris. Selain menjadi seorang mahasiswa, perempuan berusia 22 tahun ini juga mengajar di SMPIT Arafah dengan mata pelajaran (mapel) Seni Budaya.
Mengajar seni budaya ia lakoni karena berawal dari kecintaannya dengan seni tari. Ketertarikannya pada seni tari membuatnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu pengurus sekolah tersebut meliriknya dan menawarkannya menjadi tenaga pendidik untuk mengajar seni budaya.
“Iya saya dari SMA memang senang ikut ekskul tari Saman hingga sekarang masih suka. Tadinya saya hanya menjadi guru ekskul saja di sini tapi pihak sekolah tertarik dengan saya, makanya saya ditarik menjadi guru,” kata Ayu.
Ayu mengakui bukan hal mudah untuk menjalankan kuliah sambil bekerja. Ia harus mengatur jadwal mengajar dan kuliah dengan benar. Jika tidak maka ia harus mengorbankan salah satunya untuk diraih. Namun ia tidak menyerah, ia tetap menjalankan keduanya.
“Selama ini tidak pernah bentrok, karena saya meminta kebijakan sekolah untuk menyesuaikan dengan jadwal kuliah saya. Saya mengajar di SMPIT Arafah hanya tiga hari, Senin sampai Rabu,” ujarnya.
Tidak hanya satu sekolah, ia juga mengajar eksktrakurikuler seni tari saman di beberapa sekolah. Melihat prestasi samannya yang hebat, Banyak sekolah-sekolah yang membutuhkan jasanya untuk mengajari tari saman kepada siswa.
“Ngajar ekskulnya di SMPIT Arafah, SMA Plus PGRI Cibinong, SMAN 13 Depok. Saya ngajar tari tradisional juga di SDIT Arafah. Alhamdulillah saya masih bisa membagi waktu antara bekerja, mengajar, dan hobi menari saya yang saya salurkan untuk siswa” tutup Ayu.
Menurutnya, mengajar tari Saman adalah hobi yang menghasilkan. Pasalnya ia bisa menjalankan hobi dan mendapat penghasilan dari hobi yang ia geluti. Sehingga saat ini ia terus berusaha menjalankan hobinya sebagai guru tari saman.
“Saya senang pekerjaan ini. Karena menurut saya sebaik-baiknya pekerjaan adalah hobi yang menghasilkan. Saya cinta dengan tari saman, dengan mengajar saman saya bisa menyalurakan hobi saya, bukan hanya menyalurkan saya juga dibayar atar kemampuan saya mengajar,” tutupnya. (bersambung)