IRWAN/RADAR DEPOK PANGGILAN JIWA: Pendiri Tulipe, Kusrianto menanam pohon di pinggir bantaran Kali Pesanggrahan.
SEBAGAI pegiat lingkungan, Komunitas Tulipe yang digagas Kusrianto tetap kepada pendirian awal dibentuknya komunitas ini. Yakni tidak sekedar membersihkan lingkungan dan Kali Pesanggrahan. Mereka juga menanam berbagai jenis pohon di bantaran kali tersebut.
Laporan: MUHAMMAD IRWAN SUPRIYADI
PERNAH dianggap tidak waras, justru menjadi motivasi bagi Kusrianto dan seluruh anggota Tulipe. Yakni sebagai langkah awal untuk merubah pemikiran masyarakat akan kebersihan lingkungan di masa yang akan datang.
“Kami berbuat seperti ini karena generasi penerus perlu udara segar,” tutur Anton-sapaan Kusrianto.
Selain beraksi membersihkan lingkungan dan Kali Pesangggrahan, Tulipe juga menanam pohon di bantaran kali tersebut. “Pastinya itu pohon-pohon kami rawat,” ujarnya.
Sambil istirahat sejenak usai menanam pohon, Anton menuturkan, pohon yang ditanam berasal dari urunan anggota. “Kebanyakan kami beli berbagai jenis pohon buah,” sambungnya.
Selama kegiatan yang dilakukan, kata Anton, pengeluaran biaya pasti ada. Tetapi para anggota sepakat untuk berdikari, tidak mendapat suntikan dana dari pemerintah. “Kami tidak disupport dari pihak manapun,” tuturnya.
Selain menanam berbagai jenis pohon buah, pinggiran kali yang banyak rumput atau ilalang turut ditanami sayuran dan tanaman produktif. Kreasi yang dilakukan terinspirasi dari Babe Idin yang juga pegiat lingkungan.
“Dari kegiatan kami, orang komplek anggap saya dan anggota orang tidak waras, karena mau repot-repot membersihkan kali,” ucap Anton sambil tersenyum.
“Semoga apa yang saya perbuat sekarang bisa bermanfaat untuk generasi penerus dan anak cucu nanti,” pungkas Anton. (*)