IST /RADAR DEPOK PERAWATAN : Petugas lapangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok bidang perternakan saat melaksanakan tugas program upaya khusus sapi indukan wajib bunting.
DEPOK-Meski Kota Depok bukan sentral kota perternakan. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Pertanian (DKP3) Depok, melalui bidang perternakan menekan angka daging impor masuk di Kota Depok. Caranya, dengan program sapi indukan wajib bunting atau hamil.
"Program baru diterapkan 2017," kata Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dede Zuraida,kepada Radar Depok di ruanganya, kemarin.
Program khusus indukan wajib bunting di Depok ditargetkan 600 ekor sapi yang tersebar di 11 kecamatan.
Jumlah tersebut, kata Dede sedikit dibandingkan kota dan kabupaten lain. Pasalnya, Depok ini kota bukan sentral perternakan.
"Dari 600 ekor sapi kami baru 30 persenya mengusahakan sapi betina bunting," jelas Dede.
Pelaksanaan program sapi betina wajib bunting ini DKP3 menurunkan petugas di lapangan dengan memberikan perawatan hingga hamil.
Di waktu sapi kondisi hamil yang selama 280 hari petugas intens melihat kondisi perkembangan sapi tersebut. "Kami melaporkan setiap hari perkembanganya," ulas dia.
Ditambahkan Dede, program ini sebagai menekan angka impor sapi impor dan meningkatkan populasi sapi di Depok. "Intinya mempertahankan sapi lokal, salah satunya dengan program ini meski baru dijalankan sistem ini," katanya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Depok, Rienova Serry Donie menilai, program khusus indukan sapi bunting ini sangat bagus. Tentunya program ini membudayakan petani lokal dan sapi lokal untuk dikembangkan. Jadi, perlahan mengurangi beban dan tidak kekurangan daging sapi potong untuk dikonsumsi warga Depok. Lalu tidak juga mengandalkan daging impor. “Potensi ini harus ditingkatkan lagi,” terang Rienova.
Tak hanya itu, Politikus Partai Gerindra ini menyarankan agar DKP3 Depok bekerjasama dengan daerah lain di Jawa Barat (Jabar). Sehingga tidak selalu memutuskan untuk impor daging sapi untuk kebutuhan daging sapi di Depok. “Jalur ini juga bisa mengurangi daging impor,” ujar dia.
Kondisi sekarang ini, kata Rienova masih banyak daging impor yang datang ke negeri ini.
Kendati, di saat pemilihan presiden di 2014 lalu, Presiden Joko Widodo berjanji di dalam kampanyenya akan menghentikan kebijkana impor pangan jika terpilih menjadi presiden.
Namun, buktinya masih ada kebijakan impor pangan seperti impor daging sapi, beras, kedelai, sayuran, dan banyak lagi. “Jadi janji mana yang pak Presiden dustakan,” tandasnya. (irw)