IST FOR RADARDEPOK KOMPAK: Komunitas Sejarah Depok saat mengunjungi Rumah Cimanggis, yang khawatir akan rusak karena tergerus pembangunan Universitas Islam Indonesia.
Kecintaan terhadap sejarah menjadi landasan terbentuknya Komunitas Sejarah Depok (KSD). Terlebih banyak Benda Cagar Budaya di Kota Depok, yang kurang perhatian sehingga menggerakan anggota di KSD untuk melestarikan sejarah di Depok.
Laporan: Rubiakto
Minimnya perhatian terhadap situs sejarah di Kota Depok, menggerakan berbagai komunitas untuk sama-sama berjuang menyelamatkan aset sejarah. Seperti aset sejarah yang sedang diambang kehancuran Rumah Cimanggis. Sejarah Kota Depok, perlu menjadi dasar untuk pembangunan Kota Depok.
Menurut salah satu anggota KSD, JJ Rizal. Untuk mempertahankan Rumah Cimanggis, seluruh komunitas dan organinsasi bergabung dalam KSD yaitu organisasi yang memayungi seluruh organisasi yang ada di Kota Depok.
Dengan berjalannya waktu dan kesibukan diantara anggota yang semakin padat. Akhirnya, KSD semakin mengerucut dengan menyisakan 10 orang dari tiap organisasi yang ada di Kota Depok. “Jadi kami ini adalah gabungan orang-orang dari organisasi yang ada di Kota Depok,” kata JJ Rizal.
Dia mengatakan, Kota Depok yang telah dibentuk oleh para pelaku sejarah mesti dilestarikan. Dia juga mengatakan, kejadian yang menimpa Rumah Pondok Cina jangan sampai terjadi Pada Rumah Cimanggis.
Menurutnya, Kota Depok perlu menjadi perhatian semua pihak, karena menurutnya Kota Depok terbentuk dari berbagai lapisan sejarah perkembangan Indonesia. “Jadi disini kami belajar sejarah dalam artian luas, karena Kota depok memiliki identitas. Jauh sebelum saat ini Kota Depok menjadi kota paling plural, bahkan toleransi antar penduduknya bisa sangat harmoni,” kata JJ.
Dibuktikan dengan tata letak Kota Depok, pada zaman kolonialisme, dimana KOmunitas Cina, dapat bersanding dengan Komunitas Belanda Depok, dan dikelilingi dengan komunitas betawi pinggiran.(bersambung)