DICKY/RADARDEPOK MENGABDI : Ketua RT4/3, Abdul Rajab Aji Purnama saat meninjau pembagunan turap Kali Gede di Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, beberapa waktu lalu.
Menjadi pemimpin tidak memandang usia maupun golongan tertentu. Seperti yang dirasakan Abdul Rajab Aji Purnama. Menginjak usia 28 tahun dia telah memimpin lingkungan RT4/3 Kelurahan Duren Mekar, Bojongsari, selama dua periode.
Laporan : Dicky Agung Prihanto
Disebuah rumah berada di RT4/3, pria muda tengah sibuk dengan berbagai catatan administrasi lingkungan. Ya, pria tersebut Abdul Rajab Aji Purnama Ketua RT4/3, Kelurahan Duren Mekar, Bojongsari.
Usai menuntaskan pekerjaanya, pria yang biasa disapa Aji mengatakan, kehidupan merupakan sebuah misteri yang telah digarsikan Tuhan untuk dapat dijalankanya. Usai menuntaskan sekolahnya, dia merasakan getirnya kehidupan untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup.
“Saya pernah menjadi penjual kardus bekas usai lulus sekolah,” ujar Aji sambil meneguk segelas kopi.
Sambil membakar sebatang rokok, Aji mengungkapkan, kardus bekas yang diadapatkan dari wilayah Kecamatan Sawangan dan Bojongsari. Dia kumpulkan dan dijual ke lapak barang bekas, di Kelurahan Rangkapanjaya Baru. Hasil penjualannya digunakan untuk membayar sewa kontrakan dan menenuhi kebutuhan hidupnya. Hal itu, dia lakukan untuk hidup mandiri dan tidak membebankan orangtuanya.
Pria kelahiran 1990 tersebut mengungkapkan, pekerjaan itu dia lakoni sejak 2007 hingga 2009. Pandangan sebelah mata masyarakat tidak dia hiraukan, lantaran dia menjalankan pekerjaan ditempuh dengan pekerjaan halal. Sejak remaja selalu menanamkan untuk tidak merepotkan orang tua, atau meminta sesuatu untuk kesenangannya dengan membebankan orang tua.
“Saya tidak ingin meminta sesuatu kepada orang tua, selama saya masih mampu bekerja selama pekerjaan itu halal,” terang Aji.
Seiring berjalannya waktu, saat pemilihan pengurus RT pada 2014, saat itu dia berusia 24 tahun. Dia didorong masyarakat untuk mengikuti pencalonan ketua RT. Dia harus bersaing dengan dua calon lainnya, yakni Toto Sugianto dan Triono Santoso. Berkat dorongan dari golongan remaja, kaum ibu, dan masyarakat lainnya, dia berhasil menjadi Ketua RT4/3 dengan memperoleh 170 suara dari total 232 suara.
Pria yang menyukai sepak bola tersebut menuturkan, setelah ditetapkan menjadi Ketua RT4/3 sempat merasa canggung dan gerogi saat membuka forum pertemuan dengan masyarakat. Namun rasa itu dapat dia lalu dengan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat.
“Saya canggung, karena usia muda harus memimpin masyarakat dari berbagai usia dan golongan mampu saya jalankan,” ucap Aji. (bersambung)