metropolis

Berkunjung ke Dipo KRL Depok (3-Habis) Over Haul 30 Hari, Kejar Standar Jepang

Jumat, 19 Oktober 2018 | 10:57 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
MENUNGGU ANTRIAN: Pekerja berada di area parkiran kereta yang sedang menunggu untuk dilakukan pemeriksaan rutin di Dipo KRL Depok, Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Cipayung.

KRL secara periodik dilakukan perbaikan secara menyeluruh, di sini Dipo KRL Depok sendiri ada bagian over haul yang memperbaiki seluruh komponen KRL yang memakan waktu antara 25-30 hari. Tapi tenang saja, KRL yang masuk masa over haul tugasnya diganti dengan KRL lain sehingga tidak mengganggu jadwal.

Laporan: Ricky Juliansyah

Manager Komunikasi Perusahaan, Aldi Hakim didampingi Manager Pemeliharaan Sarana KRL, Jamil Farid mengajak awak Radar Depok mengunjungi unit perbaikan AC KRL (Workshop AC ) yang lokasinya berada di paling belakang dari Dipo. Untuk memperbaiki AC KRL, dilakukan di atas gerbong, tapi satu set AC diturunkan untuk diperbaik dan diganti dengan yang berfungsi normal atau baru sekalian. Radar Depok pun diajak untuk melihat unit kerja bubut ban dan selanjutnya ke bagian balancing KRL, di mana tiap as roda dicek satu per satu. Di sana berjumpa dengan Manager Over Haul Sarana KRL, Muhammad Anwar yang sedang bertugas. Selesai mengecek balancing KRL, Anwar menjelaskan, untuk Over haul ada dua tempat, pertama di Dipo Manggarai dan di Depok. Sesuai dengan jadwalnya dan diprogram selama satu tahun, tinggal diatur mau over haul di Manggarai atau di Depok. Sedangkan prosesnya setelah masuk ke hangar, di mulai dengan investigasi awal, lalu proses timbang beban sebelum diangkat, setting ambil ukuran, lalu dilakukan pemisahan bodi dan bogi. Kemudian, tiap unit, mulai dari peunematik, AC, control dan Bogi bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Begitu selesai, diinstal ulang, kemudian disetting awal kembali, dari Quality Control (QC) melakukan pengecekan ulang, baik hasil settingan seperti apa dan hasil pekerjaannya. Setelah di QC di approv kemudian diajukan uji dinamis, jika hasilnya bagus dilakukan uji dinamis di lintasan, QC dari Over Haul hasilnya sudah bagus, selanjutnya mengajukan MI ke QC Lintas. “Jika sudah selesai dari QC OH dan QC Lintas, dilakukan serahterima bahwa proses pekerjaan over haul selesai,” ucap Anwar. Berpindah ke lokasi lainnya, Radar Depok diajak untuk melihat stabling KRL yang begitu luas, bagaimana tidak, seperti yang dijelaskan di awal, ada 14 jalur di sana. Di tengah perjalanan, Radar Depok menjumpai mess para masinis yang dinamakan Griya Karya. Gedung ini mampu menampung 120 masinis di mana di dalamnya dilengkapi fasilitas memadai. “Di sini untuk masinis yang akan memberangkatkan kereta pada pagi hari, jadi tidak mungkin telat, yang pulang malam juga bisa menginap di sini,” kata Aldi. Ada satu bangunan yang sedang dikerjakan di dalam Dipo KRL Depok, yakni Ruang Edukasi. Nantinya, setelah rampung akan dijadikan sarana untuk memperkenalkan KRL ke anak-anak, karena di dalamnya terdapat kereta model, diajak untuk menonton film terkait KRL dan juga ada gerbong KRL asli untuk melihat wujud asli dari KRL itu sendiri. “Kalau membawa ke KRL yang sedang beroperasi kan banyak pengguna juga, jadi dibuatkan ruang edukasi ini. Bukan untuk umu, tapi jika ada sekolah, baik PAUD atau SD yang mau berkunjung bisa mengajukan izin, tapi saat ini belum selesai,” kata Aldi. Setelah mengajak Radar Depok berkeliling, Aldi menyampaikan pesan, karena saat ini berada di Dipo KRL Depok, sesungguhnya di sini memang akses tidak bisa dibuka untuk umum. Tapi, pihaknya harap melalui rekan-rekan media yang sudah meliput , masyarakat bisa membaca artikelnya bahwa sesungguhnya perawatan sarana KRL itu benar-benar dianggap serius. “Memang KCI sebagai operator sarana dapur utamanya di Dipo ini untuk mempersiapkan sarana paling handal melayani pengguna KRL secara maksimal,” kata Aldi. Handal mulai dari kondisi keamanan, kenyamanan seperti AC, hingga diukur ketinggian dan beratnya, hal ini menandakan agar ketika dipakai di lintas tidak terlalu ada guncangan yang menimbulkan pengguna KRL tidak nyaman. Kemudian, komponen-komponen seluruhnya diperhatikan , dan tiap komponen itu ada orang-orang yang ahli di bidangnya. Hal ini dilakukan 24 jam nonstop selama satu minggu penuh, baik itu lebaran, natal atau tahun baru, karyawan di sini tetap bekerja sesuai jadwalnya. “Ini sangat serius untuk kami tangani mengenai perawatan sarana KRL. Memang ketika ada kekurangan, jika dirasakan ada gangguan teknis atau AC yang kurang dingin, ini sesungguhnya angkanya semakin lama tiap tahun itu makin kecil, untuk gangguan teknis sarana itu tiap bulan jumlah frekuensinya di bawah 5 kali, jadi sangat mungkin dalam sehari itu tidak ada gangguan dari KRL itu,” terangnya. Ini bisa terjadi, sambung Aldi, karena pihaknya menerapkan managemen yang serius mulai mendidik para pegawainya, bahkan sampai ke Jepang agar ada transfer pengetahuan dari proses perawatan di Jepang ke Indonesia, juga dari managenen segi ketersediaan suku cadang pun diperbaiki terus tiap tahun. Sehingga suku cadang itu selalu tersedia tepat waktu. “Sehingga jumlah gangguan sarana KRL semakin berkurang. Nah ini yang kami harap bisa dirasakan masyarakat dan tentu tidak berhenti sampai di sini, kami ingin sesuai standar di Jepang, mungkin tiap bulan frekuensi gangguan teknis dan sarana hanya ada satu atau dua itu yang ingin kami kejar kedepannya,” tutup Aldi. (*)

Tags

Terkini