AGUNG/RADAR DEPOK UJIAN: Peserta ujian kenaikan tingkat Sanggar Ayodya Pala sedang menunjukkan kemahirannya menari. Ujain tersebut berlangsung di Gedung IX Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, kemarin (16/12).DEPOK – Ribuan siswa sanggar Ayodya Pala mengikuti ujian kenaikan tingkat dari kelas Tari, Terpadu, Vocal, dan Musik, yang berlangsung di Gedung IX Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, kemarin (16/12).
Pendiri sekaligus pimpinan Sanggar Ayodya Pala, Baas Cihno Sueko mengatakan, ujian kenaikan tingkat digelar selama empat kali, yakni pada 9, 16, 23, dan 30 Desember 2018 hampir 2.200 peserta. Diperkirakan satu hari mencapai 500 peserta yang diuji.
“Juri pada ujian kenaikan tingkat ini berasal dari dosen tari UNJ, STSI, dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,” ungkap Baas kepada Radar Depok.
Meski penampilan peserta ada yang berkelompok, tetapi penilaian disesuaikan dengan nomor urut masing-masing peserta. Baas menyebutkan, ujian kenaikan tingkat rutin dilakukan setiap enam bulan sekali dipentaskan pagelaran seni, berikut peserta memakai pakaian lengkap sesuai tarian yang dibawakan. Di Ayodya Pala untuk tingkat dasar itu peserta harus menempuh 14 semester, setelah selesai mereka akan masuk kelas khusus AP One yang dipersiapkan menjadi pelatih dan penari profesional.
“Memang cukup berat, tapi rata-rata lulusan Ayodya Pala menjadi pelatih dan penari. Karena di sini tidak hanya diajarkan tari, melainkan tata rias panggung, etika, segala hal yang berhubungan perkembangan jiwa anak, dan profesionalisme,” tandas Baas.
Sedangkan kategori penilaian meliputi Wirahma, Wiraga, Wirasa, dan Keharmonisan. Wirahma yang terkait dengan irama, Wiraga adalah bahasa tubuh, Wirasa itu tentang rasa, serta keharmonisan adalah perpaduan antara ketiga unsur tadi dengan kostum yang digunakan penari.
Senada, Owner Cabang Ayodya Pala di Puri Anggrek Mas, Yuliarsih Suriatmadja mengatakan, di tempatnya ada 88 siswa yang sedang menjalani pendidikan tari. Ia menilai, Ayodya pala merupakan suatu wadah atau diklat bukan hanya sanggar sekedar sanggar, tetapi ada kurikulum dan programnya hingga ujian kenaikan tingkat digelar setiap enam bulan sekali, itu untuk melihat bagaimana hasil dari anak-anak latihan.
“Pengembangan seni budaya saat ini prospeknya semakin bagus, dan lebih berkembang lagi. Lulusan Ayodya Pala bisa mengajar di ekskul sekolah yang ada di Jabodetabek, juga merambah ke berbagai event lokal, nasional, bahkan internasional,” pungkasnya. (gun)