RADARDEPOK.COM, DEPOK-Meroketnya harga daging sapi membuat pedagang dilema. Kabarnya hari ini, seluruh pedagang daging sapi di Kota Depok akan menggelar mogok massal. Aksi ini dimaksudkan sebagai bentuk protes keras, karena pemerintah tidak mampu mengendalikan harga daging di pasaran.
Pedagang daging sapi di Pasar Musi Kecamatan Sukmajaya, Usman mengaku, saat ini dia bingung harus tetap berjualan atau tidak. Karena harga daging sapi melonjak cukup mahal, sehingga tentunya menurunkan daya beli di pasaran.
“Saya bingung tetap jualan atau tidak, kalau tidak jualan tidak ada pemasukan, kalau jualan bingung memasang harga berapa perkilonya,” tegasnya kepada Harian Radar Depok, Selasa (19/1).
Dia mengetahui telah terjadi pertemuan antar perkumpulan pedagang daging, untuk bersikap tegas terkait harga daging sapi. Namun, dia masih dilema akan keputusan dari pertemuan tersebut.
Tercatat, Usman mematok harga daging sapi murni sebesar Rp125 ribu perkilogram, sebelumnya harga daging sapi menginjak angka Rp112 hingga Rp120 ribu. Tergantung kualitas daging, ada jenis daging sapi Has dalam atau tenderloin, serta daging sapi Has Luar atau Sirloin.
“Kalau harga daging paha belakang Rp120 ribu, sama seperti harga daging sapi paha depan. Kemungkinan akan terus mengalami kenaikan ke depan. Makanya, sampai ada rencana mogok dagang,” bebernya.
Dia menyampaikan, tentunya ini memberatkan para konsumen, terlebih saat masa pandemi seperti ini, semua serba sulit. Apalagi bagi yang juga buka usaha di dunia daging sapi.
Usman yang kurang lebih 10 tahun dagang sapi juga menambahkan, kenaikan harga daging menjadi langganan tahunan. Bahkan, empat atau lima tahun yang lalu sempat terjadi mogok dagang daging sapi di Jabodetabek. Namun hal ini harus dicari tahu mengapa terus terjadi.
Menimpali hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok, Diah Sadiah menuturkan, pihaknya bertugas untuk memfasilitasi pemotongan sapi, dalam penyediaan pangan asal hewan yang HAUS (Halal Aman Utuh Sehat).
“Petugas kami tetap stand by di rumah potong hewan (RPH) dan memonitor RPH yang ada di Kota Depok. Kami berharap tidak ada mogok dagang,” tuturnya saat di konfirmasi.
Disisi lain, Kepala UPT RPH Tapos, Alfian menambahkan, telah mendengar surat edaran tersebut, namun hingga Senin (18/1) malam aktifitas di RPH masih terus berjalan. Pihaknya melakukan pemotongan 29 ekor sapi untuk di jual Selasa (19/1).
“Kami aktivitas malam, memang surat edaran tersebut sudah kami ketahui. Tidak ada paksaan, kalau tidak ada permintaan pemotongan, berarti kami tidak ada aktivitas,” terangnya kepada Radar Depok.
Dia mengakui, mogok pedagang daging sapi memang tidak terlepas dari harga yang mengalami kenaikan. Tercatat di RPH Tapos harga perkilo daging sapi hidup Rp50 ribu, sebelumnya harga perkilo daging sapi hidup Rp42 ribu.
Dia juga belum dapat memastikan apa besok (hari ini) akan ada aktivitas berdagang daging sapi di pasar tradisional, sebab pemotongan akan di lakukan malam hari. “Saya belum bisa pastikan, karena kami motong di malam hari, kalau memang tidak ada permintaan pemotongan berarti ada kemungkinan mau demo atau mogok dagang,” tegas Alfian.
Infromasinya, pedagang daging sapi berencana melakukan mogok jualan mulai, Rabu (20/1). Hal itu dibenarkan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi.