Biasanya orang akan memilih untuk memelihara hewan-hewan jinak sperti, anjing, kucing dan burung. Akan tetapi di Depok ada seorang warga yang hobi memelihara satwa liar, khususnya ular. Dia alaha Arbi Krisna Kumara.
Laporan : Indra Abertnego Siregar
RADARDEPOK.COM, Kicauan burung meramaikan suasana pagi di rumah sederhana, bilangan Kampung Utan Kresek, RT4/8, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo. Seorang pria sedang memberi makan beberapa hewan yang ada di kandang di rumah tersebut.
Dia adalah Arbi Krisna Kumara. Akrab disapa Arby Reptil. Arby merupakan seorang pemerhati, pecinta, sekaligus penyelamat satwa liar.
Bagi kalangan pecinta hewan, khususnya reptil, nama Arby tidak asing lagi, bahkan pria kelahiran 1989 ini sudah malang melintang di televisi nasional dan youtube artis kenamaan seperti Panji Petualang serta Irfan Hakim.
Namun, kesederhanaan dan sosoknya yang begitu bersahaja membuat orang tidak menyangka jika dia memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang satwa liar, terutama spesies ular.
Arby sudah memiliki bakat alami untuk dekat dengan satwa liar sejak usianya masih belia. Di usia empat tahun, dia diceritakan pernah menangkap ular dengan tangan kosong. Padahal, kebanyakan anak seusianya akan takut bahkan menangis sekencang – kencangnya jika melihat seekor hewan melata.
“Dulu saya waktu umur empat tahun pernah nangkap ular kobra,” katanya dengan tersenyum ria.
Setelah mulai beranjak dewasa, kecintaannya terhadap satawa liar ternyata tidak memudar. Bahkan, kecintaan tersebut malah semakin kuat. Hingga akhirnya saat menempuh bangku perkuliahan dia membentuk beberapa komunitas pecinta satwa liar.
“Semua hewan awalnya saya suka. Entah kenapa saya seneng aja kalau main sama hewan. Tapi hewan favorit saya ular karena saya mau kasih unjuk ke orang jika ular tidak semenyeramkan itu,” ucapnya.
Dia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan mengambil jurusan teknologi pendidikan. Saat masa kuliah, dia mendirikan komunitas bernama Reptil UNJ Club (RUC) di tahun 2007, lalu Depok Amfibi Comunity (Deric) di tahun 2008, dan membentuk Aspera di tahun 2010.
“Fokus mempelajari satawa liar, khususnya ular di kuliah. Selama perjalan kuliah ketemu orang-orang hebat seperti LIPI, peneliti ular dan lain-lain,” tuturnya. (Bersambung)
Editor : Junior Williandro