metropolis

Mengenal Tujuh Sumur Beji di Depok (1) : Sebar Islam dengan Berkebun, Berbagai Khasiat dari Tujuh Air Sumur

Minggu, 27 November 2022 | 22:42 WIB
TUJUH SUMUR BEJI : Salah satu sumur tujuh Beji kesatu yang memiliki nama air Karomah dan berkhasiat untuk pengobatan, membuka aura, dan sebagainya yang berlokasi di Jalan Keramat Jaya, Kecamatan Beji, Depok. PUTRI AISYAH/RADAR DEPOK

Kota Depok memiliki beberapa wilayah, salah satunya Kecamatan Beji yang dimana terdapat sejarah dengan cerita menarik dan spiritual, dengan penyebaran agama islam di wilayah Beji tersebut.


Laporan : Putri Aisyah Fanaha


RADARDEPOK.COM, Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji yang berada di Jalan Keramat Jaya, Kecamatan Beji, merupakan salah satu wilayah penyebaran agama Islam di Kota Depok.


Segelas air putih disajikan di ruangan terbuka yang berada di tempat Tujuh Sumur itu. Mbah Satiri ditemani oleh salah satu saudaranya yang sedang membersihkan halaman. Dengan senyum yang ramah, Mbah Satiri menjelaskan ihwal sejarah Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji.


Sejarah Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji tersebut diceritakan sendiri oleh Mbah Satiri, pengurus generasi ketiga. Awal mula terjadinya Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji itu, ketika seorang Aulia (Wali Allah) yang bernama Mbah Raden Wujud Beji, orang pertama yang menyebarkan agama islam dengan cara bercocok tanam.


Saat kemarau berkepanjangan, dari satu titik ke titik yang lain, Mbah Raden Wujud Beji menancapkan sebatang kayu lalu memohon kepada yang maha kuasa untuk mengeluarkan sumber mata air. Atas izin yang maha kuasa, keluarlah sumur pertama ini yang mengeluarkan mata air berbarengan dengan enam sumur yang lainnya. Dari situlah terjadi tujuh sumur.


Mbah Raden Wujud Beji itu seorang pemeluk agama Islam dan menebar agama Islam khususnya di wilayah Beji. Sebelum adanya sembilan wali, Mbah Raden Wujud Beji sudah ada terlebih dulu dan ia merupakan penasehat dari Kanjeng Prabu Siliwangi serta ada hubungannya dengan Ki Semar.


Tujuh Sumur Mbah Raden Wujud Beji itu sudah berusia sekitar 300 Tahun. Dimana banyak masyarakat menyebutnya Sumur Tujuh Beji, yang sebenarnya ialah Tujuh Sumur Beringin Mbah Raden Wujud Beji.


Tempat itu menjadi tempat persinggahan para wali, jadi disebutnya padepokan beringin Mbah Raden Wujud Beji,” ucap mbah Satiri.


Alasan dibalik penyebutan Mbah Raden Wujud Beji itu memiliki arti sendiri bagi kata Beji, yang dimana Beji itu adalah biji yang tumbuh menjadi pohon empat cabang yang keluar mengarah mata angin seperti, ke Timur, Barat, Selatan, dan Utara. Namun pernyataan yang dilontarkan bagi mbah Satiri pun berbeda makna.


Nah kalo saya, beji itu apa, bengkel jiwa karena orang yang datang silaturahmi rata-rata lagi pada kusut, lagi pada bingung, alhamdulillah ibaratnya disini kabelnya kita benerin, lampunya mati kita ganti yang baru, nah itulah yang disebutnya Padepokan Mbah Raden Wujud Beji,” jelas mbah Satiri.


Kini, mbah Satiri yang mengurus dan merawat tujuh sumur Beji tersebut, yang dulunya tempat itu kumuh, berantakan, seram. Alhamdulillah-nya saat ini Tujuh Sumur Beji sudah rapih, elok, dan menjadi tempat yang dikunjungi banyak masyarakat untuk berziarah, ataupun mandi dengan waktu yang tidak tentu.


Dari Tujuh sumur itu, mempunyai nama dan khasiatnya masing – masing. Sumur kesatu disebut air Karomah, air yang setiap waktu kena doa, berlokasi di Jalan Keramat Jaya. Sumur kedua disebut air Kejayaan, air yang dipakai untuk berwudhu dan mandi, berlokasi di belakang Masjid Hidayatullah RT 5 RW 1 Beji.


Sumur ketiga disebut air kehuripan atau pengasihan, air yang dipakai para wanita jaman dahulu untuk menjadi mata-mata tentara Indonesia, berlokasi di Jl. Pulo Jaya. Sumur keempat disebut air perkara, dipakai untuk berendam ketika ada konflik yang tidak kunjung usai, berlokasi di sebelah TPU Keramat Beji.

Halaman:

Tags

Terkini