Senin, 22 Desember 2025

Saat Dikawinkan Jantan dan Betina Mengeluarkan Bau 

- Kamis, 23 Maret 2017 | 08:00 WIB
TERNAK: Ambari Salim, salah satu anggota Muldok yang berhasil membreeding musang lombok. Salah satu cara agar musang dapat bertahan hidup dan tidak menjadi hewan langka, ialah dengan membreeding atau mengembangbiakannya. Namun, tak banyak orang yang dapat memperbanyak musang dengan sempurna. Laporan : Indah Dwi Kartika /Radar Depok Umumnya orang yang memelihara hewan hanya karena kesenangan sesaat. Berbeda halnya dengan komunitas Musang Lovers Depok (Muldok) yang saat ini mulai bergerak untuk membreeding atau mengembangbiakan musang. Cara mengembangbiakan musang sebenarnya tidak sulit, hanya saja pengembangbiakan musang menjadi hal baru di masyarakat terutama di Indonesia. Terbukti, komunitas ini mampu untuk membreeding musang, bahkan dapat menjadi komoditi tersendiri bagi pengembangbiaknya. Komunitas ini memiliki standar khusus untuk mengembangbiakan Musang. Misalnya musang seperti apa yang memang layak untuk dikembangbiakan. Dilihat dari segi usia, sistem reproduksi, dan beberapa kelayakan musang lainnya. Biasanya, untuk musang pandan, jika jantan sudah birahi atau mengeluarkan bau pandan yang menyengat itu artinya musang sudah bisa dikawinkan. Kalau betina biasanya juga ada bau khas dari kemaluannya. Setelah itu mereka dibiarkan bersama untuk beberapa hari. Baru tunggu kehamilan si musang betinanya. “Kami telah berhasil mengembangbiakankan, jangan cuma taunya pelihara aja. Tapi bagaimana caranya kita bisa mengembangbiakannya. Jangan sampai saat musnah nanti, kalian belum memegang ilmunya,” kata Ketua Musang Lovers Depok, Ray Chaerudin, saat mengunjungi Komunitas Muldok. Tak hanya mendapatkan ilmu tentang membreeding, namun dari hasil breeding ini juga dapat menghasilkan keahlian dan meningkatkan perekonomian breeder. Satu musang anakan yang berusia dua bulan saja, harganya bisa mencapai Rp350.000-Rp500.000. “Semoga mereka bisa membuat lapangan pekerjaan dan peluang usaha sendiri dari pengembangbiakan musang. Sumber daya alamnya terangkat, skill dan keahlian manusianya terangkat, sumber daya ekonominya pun terangkat,” ujar pria berkumis tersebut. Pria yang sering disapa Om Ray ini berharap 50 tahun kedepan, masyarakat tak kaget dengan keberadaan musang di sekitar mereka. Layaknya kucing dan anjing yang sering dijumpai di jalan sekalipun. “Pengennya sih 50 tahun kedepan, orang melihat musang itu seperti melihat kucing dan anjing di jalanan yang banyak,” kata Ray. Ia juga berharap banyak breeder yang sukses mengembangbiakan musang, apapun jenisnya. Sehingga dapat menginformasikan, dan menjadi guru bagi anggota lainnya yang ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai breeding musang. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X