ADE/RADAR DEPOK
KARYA TERBESAR : Widi bersama karya terbesarnya berukuran 240cm x 1.100cm berjudul In Between saat di Bentara Budaya, Jakarta
Widi tidak pernah menyangka karya-karyanya dapat dicintai, baik perupa Indonesia maupun Internasional. Selain tanpa pamrih, ketekunannya dalam membuat karya membuat dirinya Nothing to Lose dalam berseni.
LAPORAN : ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Awal karirnya Widi dimulai dari Bali, saat itu dia memutuskan berangkan ke Bali pada tahun 2002, untuk menjadi seorang seniman yang go Internasional. Selama 2002 hingga 2007, ia mulai menjalani hidup di Bali dengan menjadi pegawai kantoran.
“Selama itu pula saya terus mencari, hingga akhirnya saya berhadapan dengan secarik kertas dan ballpoint,” katanya.
Tanpa pikir panjang, ia mulai menggoreskan pulpen dan kertas tersebut, hingga semuanya mengalir, “Saya bercerita dengan suara yang terbuka mengenai hubungan Manusia dengan Tuhan, kehidupan sosial Manusia, dan Alam ini melalui garis-garis di atas kertas itu,” terangnya.
Kelihaiannya menggunakan bolpoint mengingat dirinya seorang grafis. Ia dekat dengan packaging dan stationary, ia eksplorasi dalam ranah fine art. “Penggabungan antara ilmu saya dengan art,” terangnya.
Setelah Widi cukup yakin dengan apa yang ia inginkan, pada awal tahun dengan bermodal komitmen, dia pindah dari Denpasar ke Ubud untuk bekarya, bekerja keras terus berkarya. “Makan nggak makan, yang penting saya berkarya, karena sudah tekad saya, hingga sadar pada tahun 2006 karya saya sudah banyak,” bebernya.
Widi sadar, dia akan harus menghadapi publik seni rupa. Harus mengadapi bagaimana kecenderungan galeri menangkap karya seni rupa. Lalu setelah diperlihatkan ke orang-orang lokal, banyak yang mencap jelek karyanya. “Diberi cap tidak sale-able lah, tidak awet lah, bla bla bla.” ceritanya.
Dengan sangat percaya diri, ia membawa beberapa karya-karyanya dan pergi ke-4 Season Ganesha Gallery untuk jalan-jalan, menonton pameran orang lain sekaligus menguji takdir menyerahkan portofolionya ke panitia.
“Akhirnya saya diminta untuk menandatangani kontrak untuk turut mengikuti pameran di Ganesha. Dan saya buat judulnya “Reborn” dengan harapan, saya ingin lahir kembali sebagai seniman,” tegasnya.
Saat sedang menjalani pameran perdananya, ia mendeklarasikan dirinya 'Yes, i’m an artist'. “Saya akan bekerja dan hidup dari sini,” katanya.
Setelah memantapkan dirinya memilih seni rupa sebagai jalannya, Widi totalitas menerjuni bidangnya. Ia memiliki janji tak tertulis terhadap dirinya setiap hari harus menghasilkan karya apapun kondisinya.
Hal itu pula yang membuatnya hingga saat ini sudah membuat kurang lebih sembilan pameran baik secara tunggal maupun berbarengan. Setelah pameran debutnya itu, semua terlihat lebih mudah, banyak galeri yang disambangi untuk pameran karya-karyanya itu. Itu karena berdiri tegak di atas komitmen, menjaga dengan konsistensi dan kerja keras. “Tidak perlu takut, kuncinya totalitas, kejujuran dan pegang teguh skill, knowledge dan attitude,” ujarnya tegas.
Salah satu yang sampai sekarang membuatnya terpukau adalah terpilihnya ia sebagai satu dari ribuan perupa tingkat nasional, yakni Philip Morris Indonesia Art Award pada tahun 2010.
“Bayangkan dari 4.000 pelukis, hanya 90 orang yang diterima, salah satunya saya. Ini yang membuat karya saya dikenal di beberapa negara,” senangnya berseloroh.(bersambung)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 05:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB