ACHMAD FAHRY/Radar Depok
TELITI: Ame/Kurniawan saat memahat pesanan batu nisan yang terbuat dari batu granit, yang sudah dipesan seminggu yang lalu.
Menjadi momen yang membanggakan jika salah satu karya kita dapat diapresiasi masyarakat luas, apalagi dijadikan simbol perdamaian di suatu wilayah. Hanya orang tertentu yang karyanya mampu dapat dikenang sepanjang masa. Seperti saat membuat Prasasti perdamaian yang saat ini diletakan di Gereja Soya di Ambon.
Laporan: Rubiakto
Keringat dan jerih payah Kurniawan yang dikeluarkan selama ini tidak sia-sia, selain mampu menghidupi keluarga dengan keringatnya. Bapak anak satu ini patut berbangga hati. Siapa sangka, karyanya mampu menjadi simbol perdamaian di Indonesia timur.
Konflik ras dan antar golongan yang sempat terjadi di Maluku, tentu membuat pilu masyarakat Indonesia. Beruntung keadaan genting itu cepat teratasi, dan jangan sampai ditemukan konflik serupa kedepannya.
Namun siapa sangka, ternyata prasasti perdamaian konflik di Ambon yang terjadi pada tahun 1999 sampai 2000 pernah dibuat Ame. Dia mengatakan, sempat ada orang Maluku yang datang ke kiosnya, langsung menanyakan harga pembuatan prasasti. “Ada orang datang menggunakan mobil badannya besar-besar mau buat prasasti perdamaian,” kata Ame.
Sebelumnya, dia tidak menyangka akan membuat prasasti perdamaian, terlebih konflik yang ada dari luar daerah. Prasasti tersebut menurutnya akan di bawa ke Ambon (Maluku), Ame pun merasa tersanjung karena hasil karyanya dijadikan simbol perdamaian. “Katanya mau ditaruh di Gereja Soya, saya senang, karena akan dijadikan simbol perdamaian,” terang Ame.
Selain itu, dia juga mengaku pernah diminta membuat makam kucing, yang akan dikirim ke Singapura. Tidak begitu besar hanya berukuran 1,5 meter x 40 centimeter. Hanya saja itu merupakan pengalaman pertamanya membuat makam kucing. Yang datang kesini langsung orangnya, meminta untuk dibuatkan makam kecil untuk kucing di Singarupa. “Awalnya saya berfikir untuk membuat makam bayi, ternyata untuk kucing,” cerita pria beralis tebal itu.
Menurutnya, lamanya pembuatan tergantung kesulitan yang akan dilakukan. Paling lama dia membuat plakat hanya 14 hari. Jika membuat makam full bisa sampai tiga minggu. “Tapi bisa disesuaikan waktunya, bisa kurang dari waktu yang sudah ditentukan,” ujar Ame.
Dia juga mengatakan, untuk membuat plakat, atau nisan makam dirinya mematok harga mulai Rp 400 ribu. “Tapi bentuk dan kesulitan bisa menentukan harga,” pungkas Ame. (bersambung)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 05:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB