AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK BERDIRI KOKOH : Tampak terlihat Tugu Adipura yang berdiri kokoh di kawasan simpang Jalan Margonda Raya dan Jalan Arif Rahman Hakim, kemarin.DEPOK - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok, pastikan penilaian P1 dan P2 Piala Adipura 2018 sudah dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup. Tapi, DLHK belum mendapatkan informasi jumlah poin yang diraih.
“Belum ada hasilnya, untuk P1 dan P2 mah sudah dilakukan,” kata Kepala Bidang Kebersihan DLHK, Iyay Gumilar, kepada Radar Depok, kemarin.
Di dalam penilaian Adipura, Kota Depok masuk dalam kategori Kota Metropolitan. Pemerintah Kota Depok tak bisa menentukan titik untuk dinilai, jadi tim yang menentukan. “Biasanya jalan protokol, pasar, sekolah, kantor pemerintah, dan lain-lain,” bebernya.
Dalam peraihan piala Adipura setidaknya terdapat 21 komponen penilaian. Sedangkan yang memiliki bobot penilaian yang besar yaitu pengolah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. “TPA merupakan bobot yang paling besar, yakni bagaimana cara menimbun sampahnya, pengolahan limbahnya dan lain-lain,” ujarnya.
Tak terkecuali komponen yang lain juga menjadi penilaian, seperti Pasar, Terminal, Jalan, Sungai, Taman, Sekolah, Rumah Sakit, dan komponen lainnya. Selain itu, katanya, penilaian piala Adipura juga tidak alergi terhadap keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL).
Namun, PKL yang diperbolehkan yaitu rapih dan yang tertata, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dengan keberadaan para PKL.
Dalam persiapan mendapatkan piala adipura yang ke dua, kata dia, DKLH tidak ada persiapan yang spesial. Namun, berjalan seperti biasanya membersihkan kota ini.
Sementara, Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna mengatakan, program meraih piala Adipura bukan hanya milik Pemerintah ataupun OPD terkait. Melainkan milik masyarakat Kota Depok.
“Berharapnya warga Kota Depok memiliki tanggungjawab moral untuk memotivasi, menggerakkan, dan mengajak bersama seluruh warga untuk menyukseskan program Depok Bebas Sampah (Zero Waste City),” ujar dia.
Pemkot Depok juga berupaya sekuat tenaga, agar bisa membawa pulang piala Adipura kembali di 2018 yang menjadi kebanggaan bidang kebersihan lingkungan ini.
Menurutnya, dalam konteksi Adipura setidaknya ada beberapa hal yang menjadi fokus pembenahan. Diantaranya yaitu pengendalian dan pencemaran air yang mencakup konservasi air maupun pengolahan limbah cair, pengendalian pencemaran udara, dan pengolahan tanah.
“Biodiversity atau keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta sosial ekonomi masyarakat menjadi fokus pembenahan yang sedang dilaksanakan,” tuturnya.
Dirinya berharap kepada seluruh Camat, Lurah RT, dan RW setempat bekerjasama dengan seluruh stakeholder di wilayahnya masing-masing menciptakaan kebersihan.
“Tahun ini harapan kita dapat meraih piala adipura,”tutupnya.(irw)