Senin, 22 Desember 2025

KP2D Wujudkan Wisata Sungai di Pesanggrahan Depok (2) Sudah 40 Persen, Hemat Jutaan Rupiah

- Senin, 5 November 2018 | 11:15 WIB
RICKY/RADAR DEPOK
KREATIF: Ketua dan Anggota KP2D sedang membentuk sterofom menjadi kayak di Pos Pantau Kali Pesanggrahan yang terdapat di Jalan Bandung, Kelurahan Cinere, Kecamatan Cinere.

Setelah mendapatkan ide menyulap sterofom bekas menjadi perahu kayak empat hari lalu, anggota Komunitas Peduli Pesanggrahan Depok (KP2D) concern berkegiatan di Kali Pesanggrahan. Baik  menggugah kesadaran masyarakat menjaga kelestarian kali dan mewujudkan wisata sungai yang melintasi wilayah Limo dan Cinere.

Laporan: Ricky Juliansyah

Suara riak air menemani anggota KP2D yang sedang  menggarap proyek perahu kayak di atas jembatan Jalan Bandung di Kelurahan Cinere, Kecamatan Cinere, beruntung sengatan sinar matahari tidak langsung menyentuh kulit, lantaran terhalang awan tebal. Sterofom yang sudah berbentuk menyerupai perahu kayak pun dilanjutkan, sebuah proyek dari hasil swadaya anggota pecinta lingkungan yang concern berkegiatan di Kali Pesanggrahan, khususnya di Kecamatan Limo dan Kecamatan Cinere. Namanya proyek swadaya dan tanpa intervensi APBD pemerintah, tentunya berjalan jika ada uang untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melanjutkan proyek perahu kayak tersebut. “Saat ini sudah masuk 40 persen, baru dikasih kompon, nanti akan dilapisi resin dan serat fiber dulu biar kuat,” kata Ketua KP2D Nurdiansyah Adisaputra. Untuk urusan mengolah resin, bisa dibilang sudah menjadi makanan anak-anak KP2D, pasalnya mereka pun aktif di panjat tebing yang membuat poin-poin dari resin. Bahkan, diantara anggota ada yang menjadi pengurus dan atlet Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Depok. Saat ini, KP2D terus melakukan pengumpulan dana untuk membeli resin dan serat fiber. Sebab, mereka hanya mengandalkan resin yang ada di markas mereka. Sedangkan, untuk membuat satu kayak setidaknya membutuhkan anggaran Rp1 juta. “Kami tidak ada target untuk membuat kayak ini, karena masih mengumpulkan anggaran untuk beli resin dan fibernya, perkiraannya menghabiskan resin 30 kg, dan harga per kilonya mencapai Rp30 ribu,” terangnya. Angka tersebut terbilang murah, ketimbang membeli kayak produksi pabrikan, berdasarkan hasil penelusuran Nurdin dan kawan-kawannya, harga termurah untuk membeli satu kayak berkisar Rp6 jutaan. Bahkan, yang harga mencapai Rp20 juta pun ada. Dengan demikian, jika KP2D bisa sukses membuat perahu kayak hasil kreasi mereka sendiri, setidaknya mereka bisa menghemat hingga Rp5 jutaan untuk satuan harga perahu kayak yang paling murah. “Bisa lebih hemat, makanya kami sedang fokus membuat kayak ini, jangan sampai ada kesalahan, kalau berhasil, kami akan jadikan master untuk membuat kayak lebih banyak lagi, sehingga dapat membantu kegiatan kami di Pesanggrahan,” ucap Nurdin. (Bersambung)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X