RADARDEPOK.COM, DEPOK – Perkembangan teknologi di dunia ini semakin pesat. Hampir seluruh aktivitas yang dilakukan manusia menggunakan teknologi, utamanya gadget atau gawai. Alat canggih ini sangat membantu pergerakan manusia, namun dibalik itu semua juga dapat menjerumuskan ke hal negatif.
Menyikapi hal ini, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP, Dinas Pendidikan Kota Depok, Muhammad Yusuf menilai, dampak yang diterima siswa saat bermain gawai bisa berbuah negatif atau positif tergantung penggunaannya.
Berdasarkan laporan dari orang tua siswa, dengan hadirnya gawai membuat anaknya lupa waktu dan segala aktivitas wajib termasuk belajar.
“Di antara keluhan orang tua kepada guru, anak terlalu asyik dengan gawai sehingga lupa makan, istirahat, belajar bahkan ibadah. Ini yang dikhawatirkan. Tugas kami adalah menjaga mereka dengan meningkatkan pendidikan karakter di sekolah,” kata Yusuf kepada Radar Depok, kemarin (16/6).
Menurut Yusuf, orang tua dan pihak sekolah harus berkolaborasi dan bersinergi mengawasi anak-anaknya saat menggunakan gawai. Dia mengibaratkan gawai seperti dua sisi mata pisau, di mana selain berdampak negatif gawai pun sudah mulai dijadikan sebagai alat (media) pembelajaran di sekolah.
“Sekarang banyak tugas-tugas sekolah yang dicari jawabannya dari internet, untuk itu perlu yang namanya gawai supaya simpel. Tapi tentu harus dalam pengawasan, takutnya mereka menyalahgunakan gawai tersebut,” paparnya.
Apabila dilihat dari rata-rata nilai kelulusan SMP tahun ini terjadi peningkatan peringkat dan nilai Ujian Nasional (UN) oleh peserta didik. Yakni kini di peringkat tujuh se-Jawa Barat naik lima peringkat dibanding tahun lalu.
Yusuf menuturkan beberapa sekolah sudah menggunakan gawai ketika proses ujian. Namun tidak berdampak buruk pada nilai siswa, bahkan dikatakan sangat efisien dan efektif.
“Tapi apabila ada yang membawa gawai saat tidak ada instruksi dari sekolah, pihak sekolah harus mengambil (menyitanya, Red). Dan orang tua wajib mengambil gawai anaknya ke sekolah,” tegas Yusuf.
Penggunaan gawai secara positif salah satunya dilakukan oleh SMP Negeri 9 Kota Depok. Di sekolah tersebut, alat yang memiliki sistem operasi berbasis android diperbolehkan dibawa ke sekolah, tetapi dengan suatu alasan.
Di antaranya, di bawah pengawasan guru, ketika ada penugasan dan ulangan harian dari guru yang bersangkutan.
“Kami sudah menggunakan tes berbasis android untuk ujian harian ataupun penilaian tengah semester dibawa bimbingan guru sejak tahun ajaran 2017-2018. Karena kebanyakan siswa belum memiliki laptop, apabila yang telah memiliki laptop diimbau untuk dibawa pada saat ujian,” pungkas Kepala SMPN 9 Depok, Ety Kuswandarini. (san)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 06:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB