MASIH TERAWAT : Kondisi terkini Banyu Mudal di Kampung Panggulan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kamis (26/12). FOTO : DICKY/RADAR DEPOK
Banyu Mudal artinya air meletup. Fenomena tersebut masih ada di Kampung Panggulan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok. Fenomena yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, memiliki sejumlah cerita dan kisah yang konon memiliki ribuan Mudal.
Laporan : Dicky Agung Prihanto
RADARDEPOK.COM - Kampung Panggulan merupakan salah satu perkampungan di wilayah Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan. Uniknya, kampung tersebut memiliki Banyu Mudal yang santer terkenal sejak era 1970-an hingga 1990-an. Tertarik akan kisahnya, Radar Depok berusaha menelusuri kisah Banyu Mudal.
Menyambangi kantor Kelurahan Pengasinan, Radar Depok mencoba bertemu salah satu tokoh masyarakat Kampung Panggulan, yakni Sanusi. Tidak pelit informasi, Sanusi menceritakan sedikit kisah Banyu Mudal dan sekitarnya. Duduk di halaman kantor Kelurahan Pengasinan, Banyu Mudal sudah ada sejak dia belum dilahirkan.
“Ada yang bilang sejak jaman Belanda sudah ada Banyu Mudal,” ujar Sanusi.
Sambil menceritakan, Sanusi mengungkapkan, Banyu Mudal diambil asal kata dari Banyu yang berarti air dan Mudal berarti meletup. Dahulunya, lokasi Banyu Mudal sekitar satu hektar dan terdapat ribuan Banyu Mudal. Sanusi masih mengingat betul lokasi tersebut, karena lokasi Banyu Mudal kerap dijadikan tempatnya bermain dan menanam tanaman karena merupakan hamparan sawah. Bahkan, lokasi tersebut masih digunakan untuk bercocok tanam.
Sanusi menjelaskan, Banyu Mudal mengeluarkan air dan berbau belerang dan minyak. Bahkan, konon tempat tersebut enggan dilintasi burung. Hal itu dikarenakan, setiap burung yang melintas diatas lokasi Banyu Mudal akan terjatuh karena bau belerang.
“Angin dari dalam tanah yang membuat letupan saat itu sangat terasa,” terang Sanusi.
Pria paruh baya tersebut menuturkan, air disekitar Banyu Mudal kerap terpapar belerang dan minyak. Namun, Masjid Mambahul Irfan di lokasi dekat Banyu Mudal tidak terpapar. Tetapi anehnya, Masjid Akmaliah di Perumahan BSI II masih tercium belarang atau minyak. Sehingga masjid tersebut sampai melakukan penggalian sumur sebanyak lima kali.
“Mungkin masjid Mambahul Irfan karena lokasinya berada diatas Banyu Mudal dan penggalian sumur tidak terlalu dalam sehingga tidak tercium bau belerang atau minyak,” ucap Sanusi. (*)
Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 05:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB