LUCU : Para badut sedang berfoto bersama sambil memperkenalkan akun Instagram Komunitas Badut Depok. FOTO : ISTIMEWA
Saat ini kegiatan dibatasi, tidak boleh pergi atau keluar rumah tanpa tujuan pasti. Masyarakat juga tidak boleh membuat keramaian. Artinya, badut juga tidak bisa tampil di tempat umum, maupun mengumpulkan orang sekedar untuk menampilkan kebolehannya.
Laporan: Rubiakto
RADARDEPOK.COM - Perekonomian menurun, semua usaha dan sektor ekonomi berhenti beroperasi akibat hantaman wabah Virus Korona ditengah masyarakat. Hal tersebut bukan hambatan bagi setiap insan untuk tetap berjaya.
Anggota Komunitas Badut Depok yang saat ini banyak usaha sampingan akibat job sebagai badut meredup. Tapi tidak menyurutkan niatnya untuk tetap latihan. Menurut salah satu anggota Komunitas Badut Depok, Elisa Meidianti setiap anggota masih berlatih untuk mengasah keterampilan menjadi badut.
Menurutnya latihan kerap dilakukan secara bersamaan, di tempat yang sebelumnya telah ditentukan. Di masa Pandemi mereka latihan sendiri-sendiri.
"Biasanya kami lakukan latihan bersama-sama, tapi sekarang kami latihan sendiri," kata Elisa.
Selain latihan, sebagian anggota Komunitas Badut Depok juga menggelar pertunjukan menggunakan media sosial (Medsos) yang dimiliki para anggota.
"Selama PSBB bukan berarti kami juga berhenti berkarya, kami juga masih melakukan pertunjukan di media sosial," kata Elisa.
Tanggapannya pun beragam, namun sebagian besar para penonton suka dengan pertunjukan Komunitas Badut Depok. Dengan melakukan pertunjukan di media sosial, diharapkan dapat menghibur masyarakat yang masih menjalani PSBB. Dia juga mengatakan agar kemampuannya dan dedikasi terhadap badut terus diasah.
Belakangan, istilah badut sendiri melebar ke mana-mana. Hampir semua pelawak dan pemancing tawa, kini juga kerap dijuluki sebagai badut. Bahkan orang serius yang sedang bertingkah laku konyol sering dikatakan badut. Sebagai istilah, badut mengalami perluasan makna.
Menurut sejarahnya, badut mengacu pada seseorang dengan dandanan lucu (kadang-kadang meniru karakter komik), make-up tebal dan kostum berwarna unik, mempunyai kemampuan memperagakan mimik lucu dan gerakan-gerakan konyol, tanpa sedikit pun melepas kata-kata.
“Inilah yang membedakannya dengan pelawak konvensional,” jelasnya. (*)
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Senin, 22 Desember 2025 | 05:35 WIB
Senin, 22 Desember 2025 | 05:30 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB