Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Amat Art Tatto Studio : Suka Sejak 2004, Coba Gambar di Kulit Sendiri (1)

- Selasa, 14 Juli 2020 | 09:26 WIB
TATO : Pemilik Amat Art Tatto Studio yang kini konsentrasi membuat tatto realis black and grey. Berlokasi di Jalan Guling Raya RT6/21, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya. FOTO : ISTIMEWA   Terlalu banyak cara yang bisa dipakai untuk mengungkapkan ekspresi diri, mulai dari lagu hingga tulisan. Tak hanya itu, sejumlah orang juga mewujudkannya dengan goresan tinta di tubuh. Yaitu tato. Laporan: Rubiakto RADARDEPOK.COM - Jauh sebelum era modern seperti sekarang, tato ternyata sudah sangat melekat di kehidupan masyarakat. Ada yang menganggap tato merupakan simbol tua yang digunakan berbagai suku di dunia untuk menunjukkan pangkat, spiritualitas hingga penghargaan atas keberanian. Semua itu sangat masuk akal bila melihat arti kata tato yang berasal dari bahasa Tahiti 'tatu' yang artinya tanda. Saat ini juga semakin banyak orang sudah tak ragu lagi untuk tampil beda dengan warna-warni di kulit mereka. Keindahanlah yang biasanya menjadi alasan dasar mereka saat memutuskan untuk merajah tubuh. Sayang, orang bertato biasanya dikategorikan ke dalam box penjahat. Tak akan ada asap bila tak ada api, munculnya cap penjahat itu tentu berasal dari kejadian-kejadian di masa lalu. Di Indonesia sendiri atau tepatnya di zaman kolonial, para penjahat akan diberi tanda pada tubuhnya berupa tato yang dibuat dari bentukan besi panas. Mindset inilah yang membuat orang-orang masih sulit meninggalkan cap 'orang bertato itu penjahat'. Masih kerap dijumpai pula kasus-kasus di mana orang bertato kesulitan untuk mencari pekerjaan. Bukan karena tak memiliki skill, namun tato sudah membuat mereka dicap sebagai berandalan sebelum mengenalnya lebih dalam. Padahal melihat kenyataan, hal tersebut sudah sangat tak relevan di era yang modern seperti ini. Banyak orang bertato yang sukses dengan karir mereka mulai dari menteri hingga artis. Begitu pula yang dialami pemilik Amat Art Tatto Studio, Nurahmadi atau yang lebih familiar dipanggil Amat Art. Ia menilai, saat ini tato sudah mulai disukai masyarakat, dan tidak identik dengan pelaku kejahatan, karena saat ini yang memiliki tato bukan hanya penjahat, tapi kalangan pengusaha, artis, dan kalangan eksekutif juga banyak yang memiliki tato. Dia mengaku tidak terlalu peduli dengan sikap orang yang tidak suka dengan tato. Menurutnya tato adalah identitas dan cara mengekspresikan diri melalui gambar yang ada di tubuh. Pemilik Amat Art Tatto Studio, yang beralamat di Jalan Guling Raya No 51 RT6/21, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan sukmajaya ini mengaku pertama kali suka tato sejak tahun 2004, dirinya mengaku memulai mencoba belajar gambar di kulit sendiri. Awalnya suka tato dia mengaku dari lingkungan, karena lingkungannya banyak yang bertato dirinya pun menginginkan memiliki Tato. Tapi dia tidak hanya sekedar suka, ia malah memperdalam seni merajah tubuh. "Saya akhirnya memperdalam ilmu tato, dan membuka studio sendiri," kata Amat Art. Saat ini dirinya mengatakan lebih fokus pada genre gambar realis fantasi Black dan Gray. (*)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X