Senin, 22 Desember 2025

Pembatasan Aktivitas, Ini Perbedaan Kepatuhan Pengusaha Retail dan Tradisional

- Rabu, 2 September 2020 | 12:35 WIB
GEDUNG TINGGI : Sejumlah gedung perkantoran dan apartemen yang berada di kawasan Jalan Margonda Raya, Kota Depok. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Berdasarkan evaluasi dari pelaksanaan sosialisasi pembatasan aktivitas masyarakat di malam hari, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (TGTPPC) Kota Depok membuat kesimpulan ada perbedaan tanggapan dari pelaku usaha modern dengan yang tradisional. Juru Bicara TGTPPC Kota Depok, Dadang Wihana menjelaskan, semua itu berdasarkan karakteristik yang berbeda antara keduanya. Jika ritel modern, sosialisasinya bisa dilakukan secara media online, atau leaflet sehingga informasinya cepat tersampaikan. Sedangkan untuk pelaku usaha tradisional, perlu proses sosialisasi yang berbeda, yakni bisa melalui camat atau lurah, dan disampaikan secara langsung. “Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan kampung siaga untuk sosialisasi ke pelaku usaha tradisional, terutama untuk toko, minimarket, supermarket,” ucapnya. Dadang Wihana menuturkan, TGTPPC Kota Depok tidak dapat membedakan secara jelas, terkait dengan perbandingan tingkat kepatuhan. Namun ritel modern lebih cepat merespon dan secara penerapan protokol kesehatan dapat dilakukan secara ketat, karena secara media terpenuhi dan gedung juga memadai. Tetapi, hal tersebut berbeda dengan toko kelontong, karena dengan toko yang sempit terkadang juga tidak ada tempat parker. Sehingga cukup sulit, untuk menerapkan protokol kesehatan, sehingga perlu perlu diberikan edukasi. GEDUNG TINGGI : Sejumlah gedung perkantoran dan apartemen yang berada di kawasan Jalan Margonda Raya, Kota Depok. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   Dadang Wihana mengatakan, pembatasan aktifitas masyarakan di malam hari masih bersifat temporer. Artinya, pembatasan tersebut tidak akan dilakukan secara permanen dan akan dilakukan penyesuaian, dengan tren perkembangan risiko daerah. Selain itu TGTPPC Kota Depok akan melihat sejumlah indikator terutama dalam peningkatan kasus konfirmasi positif. “Nantinya akan dievaluasi sesuai peningkatan kasus ataupun zonasi maupun risiko daerah,” tutup Dadang Wihana. (rd/dic)   Jurnalis : Dicky Agung Prihanto Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X