Senin, 22 Desember 2025

Menengok Aktivitas Iblam Edu Garden : Olah Sisa Memasak Siswa Jadi Pupuk Cair (3-Habis)

- Selasa, 15 September 2020 | 09:13 WIB
HIDROPONIK : Tanaman hidroponik di Iblam Edu Garden (IEG) ini bisa dipastikan sehat tanpa obat-obatan dan pestisida. Buktinya, pupuknya saja diolah sendiri dengan memanfaatkan sampah organik. FOTO : ISTIMEWA   Pertumbuhan tanaman selalu diidentikkan dengan asupan nutrisi yang cukup. Begitupun dengan tanaman hidroponik yang tidak dianjurkan untuk disemprot dengan obat-obatan kimia termasuk pestisida. Begitulah ucapan Asisten Yayasan Tunas Iblam , Zainal Alam. Laporan : Yunair Dwi Setiawati RADARDEPOK.COM - Zainal Alam yang tengah sibuk mengembangkan proyek pembangunan pesantren, akhirnya meluangkan waktu ditelepon. Saat ditunggu lama dari kesibukannya mengikuti rapat, barulah sempat dia mengangkat telepon dari Radar Depok. Melalui gagang telepon, perlahan dia mulai menjelaskan suatu rahasia tentang suburnya tanaman hidroponik yang terdapat di Iblam Edu Garden (IEG). “Rahasia tanaman di sini bisa subur, ya karena pupuk cairnya kami olah sendiri dari sampah organik,” ujarnya dibarengi dengan suara bayi yang sedang menangis. Sambil bernostalgia, Zainal menceritakan jika IEG ini awal dibuat untuk mengedukasi siswa Yayasan Tunas Iblam. Terkoneksi karena yayasan ini memiliki Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Selain itu, yayasan juga sedang mendaftarkan diri dalam program Adiwiyata Provinsi, yang salah satu ketentuannya ialah lokasi tempat pendidikan haruslah ramah anak, mendukung penghijauan dan ada pemisahan sampahnya. Demi mendukung penghijauan itulah, IEG ini dibuat. Zainal menjelaskan, lahan hidroponik yang luasnya kurang lebih 40 x 20 meter ini cukup berdampak di masyarakat. Sekitar 2 tahun yang lalu, bersama Ketua Yayasan Tunas Iblam, Asri Mulyanita, dia bermimpi ingin mengadopsi metode hidroponik ini layaknya negara lain, khususnya Jepang. Setelah terealisasi, barulah Zainal menggandeng manajer kebun yang bernama Kartini, untuk mulai mengolah pupuk cair dari sampah organik. “Saat siswa masuk Sekolah, biasanya ada kegiatan masak-memasak. Sampah sisa masakan yang mayoritas sayuran kami campur dengan daun kami olah jadi pupuk cair,” ucapnya dengan santai. HIDROPONIK : Tanaman hidroponik di Iblam Edu Garden (IEG) ini bisa dipastikan sehat tanpa obat-obatan dan pestisida. Buktinya, pupuknya saja diolah sendiri dengan memanfaatkan sampah organik. FOTO : ISTIMEWA   Ternyata pupuk cair yang dibuat sendiri dapat menyuburkan tanaman hidroponik di IEG ini. Saking suburnya, orangtua siswa juga ada yang mempraktekkannya di rumah. Sebut saja, Kanti Utaminingtyas yang tinggal tidak jauh dari SD Nasional Plus Tunas Iblam. Saat ditanya, Kanti menyebut, awal mula ketertarikannya dengan metode hidroponik ini. Rupanya, ibu yang memiliki suara merdu ini tertarik sebelum berkunjung ke IEG langsung. “Awalnya anak saya cerita tentang hidroponik, dan juga sekolah sempat sosialisasi, bahkan saya lihat dari media sosial Iblam kayaknya hidroponik itu kegiatan yang mengasyikkan,” ujarnya dengan antuasias. Berlanjut ketika Koordinator Sekolah berbagi unggahan tentang hasil panen ke grup WhatsApp wali siswa, disitulah Kanti mulai mencoba untuk membeli beberapa sayuran. Harga sayuran hidroponik di IEG, jauh lebih murah dibandingkan tempat lainnya, apalagi kualitasnya juga bagus karena dikelola sendiri. Setelah sekian lama membeli produk tanaman hidroponik di IEG, barulah beberapa waktu yang lalu, Kanti berkunjung ke kebunnya. Dari situlah, Kanti takjub dan tidak menyangka IEG bisa membudidayakan sendiri tanamannya dengan pemeliharaan yang cukup baik. Kalau beli sayur di Iblam kan biasa dikasih sayur sekaligus bonggolnya (akar), jadi itu yang dipraktekkan untuk ditanam di rumah. “Eh ternyata tumbuh. Apalagi pas beli pumpkin butternut, bijinya bisa saya keringkan, lalu tanam di rumah. Alhamdulilah sampai sekarang tumbuh subur,” katanya tidak berhenti mengucap syukur. (rd/cr1)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X