Senin, 22 Desember 2025

Sejarah Situ Gugur Pasir Putih Depok (3-Habis) : Tersisa Tumbuhan Liar, Tanah Tak Bertuan

- Jumat, 6 Januari 2023 | 20:51 WIB
SEJARAH : Kondisi terkini Situ Gugur yang terletak di tepi Jalan Mangga Raya, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan. ALDY RAMA/RADAR DEPOK
SEJARAH : Kondisi terkini Situ Gugur yang terletak di tepi Jalan Mangga Raya, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan. ALDY RAMA/RADAR DEPOK

Cerita Situ Gugur Pasir Putih masih belum usai. Mungkin cerita ini merupakan cerita terakhir dari pembahasan sejarah panjanga perihal situ yang biasa disebut warga sekitar sebagai Situ Gugur. Situ yang kini dipenuhi tanaman liar tersebut, faktanya merupakan lahan yang digarap penjajah Belanda kala itu di cerita sebelumnya, yang hingga kini digarap warga sekitar usai gugur saat Jepang mendarat ke Indonesia dan pasca peristiwa G30SPKI.


Laporan : Aldy Rama


RADARDEPOK.COM, Petemuan yang ketiga kalinya antara awak Radar Depok dengan Tolib Sahari, merupakan seorang sesepuh sekaligus putra asli Pasir Putih tersebut. Tegur sapa yang hangat tak pernah berubah darinya, memberikan kehangatan tiap kali pertemmuan berlangsung di kediamannya, di Jalan Mangga III, RT6/2, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan.


Selalu, Tolib selaku tuan rumah menebar senyum hangat serta memberi hidangan bagi tamu yang hadir ke rumahnya, dua cangkir air mineral hangat disajikan dengan rapi di atas meja tamunya, lengkap dengan beberapa gorengan hangat menemani perbincangan di kediamannya, yang dihidangkan di pelataran rumah sederhananya.


Sebagai salah satu tokoh masyarkat yang mengetahui betul bagaimana Situ Gugur yang sebelumnya disebut sebagai Situ Pasir Putih oleh warga sekitar, Tolib tak pernah subngkan memberikan informasi yang ia ingat, meski usianya yang sudah mencapai 91 tahun.


Meskipun Situ Pasir Putih dulunya digagas oleh Belanda, dan seringkali memerintahkan pribumi untuk mengelola situ tersebut, tetapi pribumi tetap berusaha menjaga Situ Pasir Putiih tersebut sebelum gugur, terbukti saat situ itu meluap lalu meledak saat tidak terawat ketika Jepang tiba di Indonesia,” ucap pria kelahiran 1931 tersebut.


Situ buatan yang di bangun kurang lebih 8 hektar dengan kedalaman maksimal 6 meter di Jalan Mangga Raya, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan tersebut, sebelumnya pernah meluap dan meledak ketika tidak mendapat perawatan yang baik.


Sehingga warga sekitar berupaya semaksimal mungkin untuk menutup bendungan situ tersebut, menggunakan alat seadanya seperti bambu dan lain sebagainya, yang akhirnya tidak dapat bertahan lama dan air yang mnggenangi situ tersebut tumpah ruah tak tersisa sekitar 1965 silam, usai peristiwa G30SPKI.


Tumpah ruah tidak tersisa, bisa dilihat saat ini di lokasi Situ Pasir Putih ini, yang sudah tidak ada air sama sekali, penuh dengan tumbuhan liar dan tidak terawat, mungkin juga di situ yang sudah tidak terawat ini menjadi lahan tanah tak bertuan, sebab tidak ada yang menggarap lagi, yang kini sudah dipenuhi dengan tumbuuhan liar.


Padahal, ketika air di Situ Pasir Putih sedang tumpah ruah, pribumi memanfaatkan kesempatan dari lahan tersebut untuk digarap sebagai tempat untuk bertani, membangun rumah dan masih banyak lagi, hingga lahan yang tersisa saat ini tinggal tumbuh-tumbuhan liar yang tidak terawat saja.


Kini lahan Situ Pasir Putih yang sudah dipenuhi dengan tumbuhan liar tersebut, disebut warga sekitar sebagai Situ Gugur,” demikian Tolib menandaskan. (*)


Editor : Junior Williandro

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X