RADARDEPOK.COM - Untuk sepeda motor berjenis sport maupun cub, sistem transmisinya berbeda dengan motor matik karena menggunakan kopling sebagai penghubung tenaga mesin ke transmisi.
Dalam struktur mesin, sistem kopling motor terdiri dari beberapa komponen seperti tuas kopling, kabel kopling, hingga kampas kopling.
Sub Department Head Technical Training PT Daya Adicipta Motora, Ade Rohman menjelaskan,
“Dari seluruh komponen tersebut, kampas kopling menjadi bagian paling vital sekaligus termasuk suku cadang fast moving. Fungsinya sangat penting sebagai pemutus dan penyalur tenaga mesin dari poros engkol ke transmisi. Jika kondisi kampas kopling mulai aus, proses penyaluran tenaga akan terganggu dan performa motor pun menurun.” ujarnya.
Baca Juga: Menag Nasaruddin Umar: Pembentukan Ditjen Pesantren Memperkuat Konsolidasi Ponpes Seluruh Indonesia
Dalam buku pedoman pemilik kendaraan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kondisi kopling setiap 12.000 km atau setiap 12 bulan.
Pemeriksaan ini tidak hanya menjaga performa mesin tetap optimal, tetapi juga membantu memastikan kondisi kampas kopling masih layak pakai.
Selain faktor usia pemakaian, gaya berkendara juga berpengaruh besar terhadap keawetan kampas kopling.
Baca Juga: Impor Barang Bekas Dilarang Tegas, Menkeu Purbaya Akan Fokus Hidupkan UMKM Legal
Ciri-ciri Kinerja Kopling Tidak Optimal atau Aus
1. Akselerasi Melemah
Saat kampas kopling aus, tenaga mesin tidak tersalur secara maksimal karena daya cengkeram kampas berkurang. Akibatnya, mesin terasa kurang responsif di setiap posisi gigi.
Dalam kondisi ini, mesin dipaksa berputar lebih tinggi untuk menggerakkan motor. Dampaknya, motor sulit mencapai kecepatan maksimal dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
2. Kopling Selip
Gejala lainnya bisa dirasakan saat perpindahan gigi. Motor terasa seperti kehilangan tenaga atau sering terjadi selip saat mengganti gigi.
Kesulitan memindahkan gigi ke posisi netral juga bisa menjadi tanda bahwa kampas kopling mulai aus karena berkurangnya daya cengkeram pada plat gesek.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Targetkan Sistem AI di Bea Cukai Siap Beroperasi dalam 3 Bulan untuk Deteksi Kebocoran dan Penyelundupan
3. Mesin Cepat Panas
Saat daya cengkeram kampas berkurang, gesekan antara kampas dan plat gesek meningkat sehingga menimbulkan panas berlebih.
Misalnya, dalam kondisi normal mesin bekerja di 5.000 rpm untuk mencapai 60 km/jam, tetapi saat kampas kopling aus, mesin bisa harus berputar di 7.000 rpm untuk kecepatan yang sama.
Artikel Terkait
Melesat di Tanah Sendiri! Pebalap Muda Astra Honda Tampil Gagah di IATC Mandalika, Nyaris Rebut Podium!
Astra Honda Incar Gelar Juara ARRC 2025 di Sepang! Arbi dan Adenanta Siap Kunci Kemenangan Bersama CBR Series
CBR Series Buktikan Ketangguhan, Pebalap Astra Honda Raih Tiga Podium Sekaligus di ARRC Malaysia 2025!
Semarak Kebersamaan! CBR Club Indonesia Region Karawang Sukses Gelar Kopdargab ke-9 CCI Jawa Barat
Dari Yogyakarta ke Jepang, Modifikator Indonesia Siap Unjuk Gigi Lewat Honda Stylo 160
6 Tips Merawat Motor Honda Agar Tetap Prima, Awet, dan Nyaman Digunakan Setiap Hari
Jangan Panik! Begini Cara Mengenali Baterai Smart Key yang Mulai Lemah