Baca Juga: Menag Nasaruddin Umar: Pembentukan Ditjen Pesantren Memperkuat Konsolidasi Ponpes Seluruh Indonesia
Pada kesempatan berbeda, Endah Diana selaku pengurus Bank Sampah Azalea Bogor mengungkapkan bahwa bagi anggota Bank Sampah Azalea, pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat yang banyak, baik bagi anggota maupun masyarakat.
Dengan adanya pelatihan tersebut juga pada akhirnya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini terlihat dari jumlah warga yang menabung minyak jelantah di Bank Sampah Unit (BSU) Azalea yang terus meningkat.
"Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual," ungkap Endah.
Baca Juga: Impor Barang Bekas Dilarang Tegas, Menkeu Purbaya Akan Fokus Hidupkan UMKM Legal
Langkah-langkah nyata ini tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.
Upaya BRI menjadi bukti bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi kunci dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia secara berkelanjutan.
Dhanny menambahkan, BRI Peduli Yok Kita Gas yang menyelenggarakan ”Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah” di Bogor tidak hanya menciptakan lingkungan bersih dan penguatan ekonomi, tetapi juga menciptakan nilai sosial, di mana program ini dapat memperkuat kesadaran sosial mengenai pentingnya kolaborasi antar masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan limbah rumah tangga.
Sebagai informasi, BRI Peduli Yok Kita Gas telah digulirkan sejak 2021 dan telah dilaksanakan di 41 lokasi di wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat.
Program ini diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu Yok Kita Gas Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas Stand Alone Location, di mana penyaluran program dilakukan di lokasi bank sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat dan berlokasi di daerah padat penduduk, baik di kota maupun desa.
Program ini juga telah menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan bank sampah sejumlah Rp1,79 miliar. Selain itu, program ini juga mampu memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.
Selain itu, program ini juga telah memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan, di mana jumlah sampah organik terserap sebanyak 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg, dengan potensi reduksi emisi gas metan dan karbon dioksida untuk sampah organik mencapai sebanyak 5.442.000 kg CH₄e dan 4.803.505.000 kg CO₂e, serta potensi reduksi emisi gas metan dari sampah anorganik sebanyak 221.123,5 kg CO₂e.***
Artikel Terkait
BRI Jaga Kualitas Pembiayaan KPR Subsidi Sambil Perluas Akses Hunian untuk MBR
BRI Berkontribusi dalam Program Makan Bergizi di Acara Bakti Sosial Bersama Alumni AAL 1996 Moro Saka
Datik Batik, UMKM Binaan BRI yang Mengangkat Kearifan Lokal Batik Tangerang ke Luar Negeri
BRI KC Pancoran Penetrasi Mesin EDC ke Merchant : Memudahkan hingga Menguntungkan karena Banyak Promonya
BRI Peduli Tegaskan Komitmen ESG, Dorong Bisnis Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
BRI BO Jakarta Menara BRILiaN Fokus Tingkatkan Layanan dan Kepuasan Nasabah di HPN 2025
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Sektor Produktif dan UMKM