RADARDEPOK.COM - Walikota Depok Mohammad Idris menyebut petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok melakukan hujan buatan lokal dengan cara menyiram air ke sejumlah wilayah.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-53, Pradi Supriatna : Mau Terus Hadir Ditengah Masyarakat
Menurut Mohammad Idris, hujan buatan lokal yang dilakukan Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok itu merupakan salah satu upaya menangani dampak musim kemarau di wilayahnya.
Mohammad Idris mengatakan, hujan buatan lokal yang dilakukan Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok sudah lakukan di wilayah Kecamatan Beji.
Baca Juga: Jatijajar Ikuti Lomba KLA Tingkat Kota, Siapkan Inovasi Pembinaan Orang Tua Mempunyai ABK
Musababnya, hujan buatan yang sesungguhnya merupakan wewenang pemerintah pusat melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Kalau hujan buatan lokal, misalnya di Kecamatan Beji nyiram-nyiram pakai Damkar itu boleh. Tetapi hujan buatan benar, prosedurnya dari rekomendasi BMKG, nanti akan dibuat surat edaran dari pusat ke daerah, bagi yang mampu," jelas Mohammad Idris, Senin (9/10).
Baca Juga: Depok Bukan Fokus Kaesang Pangarep, PSI Depok : Tugasnya Naikan Elektabilitas Partai
Lebih lanjut, Mohammad Idris membeberkan, Pemkot Depok terus berupaya untuk mengatasi dampak musim kemarau yang membuat sebagian warganya merasakan kekeringan dan kekurangan air bersih.
Contohnya, kata Mohammad Idris, pihaknya menyalurkan air bersih ke warga terdampak kekeringan. Pendistribusiannya dilakukan melalui PT Tirta Asasta, Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok hingga Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok.
Baca Juga: XL Axiata Berkolaborasi bersama Erafone Gelar Myprio Deal Expo 2023 : Bisa Tukarkan Smartphone Lama
"Kami distribusikan air melalui PDAM, Damkar dan PMI. Mereka menelusuri wilayah-wilayah yang kekurangan air dengan mobil tangki," ujar Mohammad Idris.
Kendati demikian, jelas Mohammad Idris, kekeringan yang dirasakan warga Kota Depok terlalu signifikan. Rata-rata, warganya hanya memperdalam sumur hingga 5 meter.
"Istilah dulu kurang air dibilang kekeringan, misalnya sumur yang dulunya 10 meter ditambah 5 meter. Ini baru gejala, tetapi rata-rata baru mendalamkan sumur," tandas Mohammad Idris. ***
Artikel Terkait
Depok Bukan Fokus Kaesang Pangarep, PSI Depok : Tugasnya Naikan Elektabilitas Partai
Jatijajar Ikuti Lomba KLA Tingkat Kota, Siapkan Inovasi Pembinaan Orang Tua Mempunyai ABK
Nikmati Sensasi Liburan Di Atas Awan, 4 Wisata ini Dekat dari Depok
4 Rekomendasi Sate Padang yang Banyak di Buru di Depok, yuk Intip Lokasinya!
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto Minta Baliho Caleg dan Billboard Partai di Tata
Deket Banget dari Depok! Tempat Wisata Edukasi ini Tawaran Sensasi Berenang Bareng Hiu, loh!
Rainbow Slide kini Hadir di Depok, Berikut Lokasi dan Harga Tiket Masuknya
Pecak Ikannya Juara! Ini Dia 5 Warung Makan Betawi Paling Enak di Depok