Senin, 22 Desember 2025

Inovatif! Pencegahan Banjir di Kelurahan Cilangkap Depok, Warga 6 RW Kompak Gunakan Sampah Tangkal Musibah

- Kamis, 24 April 2025 | 05:35 WIB
Salah satu jaring penahan sampah di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok. (DOKUMEN KELURAHAN CILANGKAP)
Salah satu jaring penahan sampah di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok. (DOKUMEN KELURAHAN CILANGKAP)

RADARDEPOK.COM-Sampah yang dibuang sembarangan ke saluran air masih menjadi persoalan serius di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan aliran air dan kerap memicu banjir di sejumlah wilayah.

Sebagai respons atas permasalahan tersebut, warga bersama pengurus RW mulai bergerak secara swadaya membangun jaring penahan sampah di masing-masing wilayah.

Adapun, warga Kelurahan Cilangkap mencegah datangnya banjir dengan cara menahan jaring sampah yang memanfaatkan sampah pula, ataupun barang bekas. Hal ini dinilai dapat mencegah datangnya musibah tersebut.

Lurah Cilangkap, Teguh Santoso menjelaskan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan, terdapat beberapa aliran kali yang kerap menjadi lokasi pembuangan sampah liar oleh warga.

Baca Juga: Ade Firmansyah Kunjungi Komunitas Bank Sampah RW19 Cilangkap Depok, Dorong Insentif Bebas PBB Bagi Kader Pengelola

“Ada Kali Tengah, Kali Pinggir Kanan, Kali Pinggir Kiri. Semua kali itu masyarakatnya masih kurang sadar, buang sampah ke kali,” jelas Teguh Santoso kepada Radar Depok, Rabu (23/4).

Sebagai langkah awal, lanjut Teguh Santoso, pihak kelurahan mendorong tiap RW membangun sekat-sekat penahan sampah di saluran air sekitar permukiman. Hingga kini, enam RW sudah melaksanakan inisiatif ini, yakni RW 1, RW 3, RW 7, RW 9, RW 10, dan RW 16.

“Yang pertama dilaksanakan penyekatan pagar untuk sampah liar di masing-masing RW. Jadi tiap RW punya sekat masing-masing dan koordinasi dengan warganya agar tidak lagi buang sampah sembarangan,”ujar Teguh Santoso.

Teguh Santoso mengatakan, meskipun tidak didukung anggaran khusus, warga tetap berinisiatif menggunakan material seadanya, seperti kawat bekas dan bambu, untuk membangun pagar penahan.

“Karena nggak ada anggaran, ya dimanfaatkan material bekas. Bisa dari kawat, bambu, yang penting sampah nyangkut dulu. Jadi bisa kelihatan itu sampah ulah siapa, RW mana,” kata Teguh Santoso.

Dengan adanya sekat sampah itu, Teguh Santoso berharap, tidak ada lagi RW yang dirugikan akibat kiriman sampah dari wilayah lain.

“Selama ini kan selesai di satu RW, ujungnya RW 10 yang banjir. Sekarang tiap RW bisa lihat, oh ini sampah dari RW sendiri," harap Teguh Santoso.

Baca Juga: Lima Siswa SDN Cilangkap 8 Kota Depok Berebut Prestasi FLS2N

Teguh Santoso mendorong pengurus RW untuk lebih aktif mengelola sampah ke depannya. Salah satu peluangnya yakni memanfaatkan dana RW tahun 2025 untuk mendukung program pengolahan sampah tahun anggaran 2026.

“Sampah ini jadi masalah hari ini, tapi ke depan bisa jadi berkah. RW bisa ambil paket pengolahan sampah, termasuk aktivasi maggot untuk sampah organik,” ungkap Teguh Santoso.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X